READ.ID – Polri melalui perwakilannya (atase) yang diperbantukan di Kedutaan Kamboja menemukan fakta jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang disekap di negara ini bertambah dari 53 orang menjadi 60 orang.
“Data terakhir menunjukkan bahwa warga negara Indonesia yang disekap bukan sejumlah 53 orang, namun bertambah menjadi 60 orang,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, di Jakarta, Jumat.
Di lansir dari antaranews.com Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebutkan, keberadaan 60 WNI tersebut terlacak berada di lokasi Phum 1, Preah Sihanouk, Cambodia dengan titik koordinat 10°37’33.0″N 103°30’08.7”E.
“Sampai saat ini masih diupayakan terus oleh pihak KBRI Phnom Penh bekerja sama dengan pihak Kepolisian Kamboja untuk menjemput 60 WNI tersebut,” kata Ramadhan.
Dalam upaya pemulangan 60 WNI yang disekap tersebut, Ramadhan menyebutkan, Atase Polri telah melaksanakan koordinasi langsung dengan Atase Pertahanan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kamboja Kolonel Rizal.
“Atase Polri juga telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan fungsi protokol atas nama Teguh Adhi Primasanto yang menyampaikan pada tanggal 26 Juli diperoleh informasi bahwa pihak Kepolisian Kamboja telah berhasil berkomunikasi dengan beberapa perwakilan WNI yang disekap,” kata Ramadhan.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan sendiri secara daring kondisi puluhan warga negara Indonesia (WNI) yang diduga menjadi korban penipuan kerja dan disekap di negara Kamboja.
“Kemarin saya sudah video call dengan mereka, begitu. Kondisinya baik-baik semua, tetapi ada satu yang sakit,” kata Ganjar di Semarang, Jumat.
Dari hasil pengecekan langsung itu, Ganjar mengungkapkan jika situasi cukup baik setelah melihat satu per satu wajah dan kondisi para WNI.
“Saya sudah konfirmasi ke sana, sebenarnya tidak dalam sekapan dan saya lihat wajahnya. Tidak ada yang, maaf, nyonyor-nyonyor (babak belur) itu gak ada. Bahwa ada yang sakit masih bekerja dan sebagainya itulah yang saya minta untuk di-assesment,” ujarnya.
Untuk itu, Ganjar memerintahkan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah proaktif dan mengecek langsung kondisi para WNI tersebut.
“Kemarin bilang nanti masih akan diperiksa, saya bilang gak, suruh turun ke lokasi, suruh ngecek betul apa yang terjadi sambil kita membuat back up untuk mengamankan mereka,” tegasnya.
Selain itu, katanya, melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat juga dilakukan untuk menghubungkan dengan perusahaan terkait.
“Dengan KBRI, hari ini kami minta untuk mengecek ke lokasi, untuk komunikasi dengan perusahaannya,” ujarnya.
Ia berharap para TKI yang menjadi korban tersebut dapat segera ditolong dan kembali ke Indonesia karena kasus serupa sudah pernah terjadi.
“Beberapa waktu lalu ada kejadian seperti ini, juga di sana (Kamboja), dan sudah dikembalikan, ditarik lagi,” katanya.
Ganjar mengimbau masyarakat, khususnya warga Jawa Tengah yang ingin bekerja di luar negeri agar mengikuti semua proses sesuai prosedur agar kasus semacam ini tidak terulang lagi.
“Saya minta siapa pun yang mau kerja ke luar negeri tolong ikuti aturan sehingga kami bisa memantau, jika tidak sesuai aturan maka yang terjadi akan di luar dugaan yang dipikirkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo merespons cepat adanya aduan mengenai dugaan penyekapan puluhan WNI di negara Kamboja.
Melalui akun media sosial Instagram @ganjar_pranowo yang diakses di Semarang, Rabu (27/7), Ganjar memerintahkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jateng untuk melakukan pengecekan.
Berdasarkan data sementara ada warga Jawa Tengah yang menjadi korban dugaan penyekapan itu, setidaknya ada 10 warga asal Jateng yang berada dalam rombongan.