READ.ID – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo Herum Fajarwati mengatakan, pada bulan september nanti akan ada 600 petugas sensus yang akan turun lapangan dari rumah ke rumah, namun dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Petugas juga kami latih dan karena ini pada posisi lagi pandemi, jadi petugas ini wajib rapid test. Jadi kalau dia kena gejala maka kita tidak gunakan sebagai petugas. Petugas kami tetap menggunakan APD, kami fasilitasi dan wajib sosial distancing,” ungkap Herum saat diwawancarai media di rumah dinas gubernur, Jumat (14/8/2020).
Sensus Penduduk 2020 dilaksanakan melalui dua metode bertahap. Pertama, sensus secara daring melalui situs web https://sensus.bps.go.id.
Metode kedua adalah bulan sensus penduduk pada September 2020, yakni pengisian dan verifikasi data secara tatap muka oleh petugas lapangan. Pada tahap ini, para petugas sensus akan melakukan pemeriksaan daftar penduduk, verifikasi lapangan, dan pencacahan mandiri oleh penduduk yang belum mengisi kuesioner sensus secara daring pada tahap sebelumnya.
Sebelumnya Sensus Penduduk 2020 (SP 2020) secara daring (online) telah berlangsung hingga akhir bulan Mei 2020 lalu, kini Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo akan melaksanakan SP 2020 secara tatap muka langsung, pada bulan September 2020 mendatang.
Sensus ini ditujukan bagi masyarakat yang belum mengisi SP2020 secara online melalui situs web https://sensus.bps.go.id.
Untuk Provinsi Gorontalo sendiri, Sensus Penduduk (SP) 2020 yang dilakukan secara daring, meraih prestasi terbaik kedua nasional. Dari target sebesar 12 persen terhadap total penduduk yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengikuti SP 2020 secara daring, Provinsi Gorontalo mencatatkan capaian sebesar 211,15 persen.
“Alhamdulillah untuk Gorontalo hasilnya 211% dari yang ditargetkan jadi merupakan posisi kedua setelah Provinsi Sulawesi Utara. Jadi dengan posisi itu masih ada sebagian yang harus kita kunjungi sehingga datanya nanti setelah digabung itu menjadi data kependudukan untuk Provinsi Gorontalo,” jelas Kepala BPS.
Angka Kemiskinan Gorontalo Turun di Angka 15,22 Persen
Selain membahas sensus penduduk secara tatap muka, Herum yang sempat berbincang dengan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie kembali mempertegas capaian penurunan angka kemiskinan di Gorontalo. Dengan jelas ia mengatakan penurunan angka kemiskinan hingga 0,09 persen menjadi sebuah prestasi Gorontalo yang patut dibanggakan.
“Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki Gorontalo, justru penurunan angka kemiskinan yang cukup cepat ini merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi Provinsi Gorontalo. Ini mengindikasikan bahwa pembangunan di Gorontalo cukup bagus,” ucap Herum dihadapan Gubernur Rusli.
Herum melanjutkan, provinsi lain yang usianya jauh lebih tua dari Gorontalo justru angka kemiskinannya cukup tinggi. Ia mencontohkan Provinsi NTT, Papua dan Papua Barat.
Menanggapi hal itu, Gubernur Rusli meminta data valid tentang perbandingan angka kemiskinan di tiap Provinsi. Ia menilai selama ini banyak pihak yang menyebut Gorontalo adalah daerah termiskin tanpa tahu dan punya data.
“Ini yang mereka angkat terus, miskin miskin. Padahal kalau dilihat, listrik kita juga sudah surplus, keamanan kita berusaha jaga. Kecuali banjir kemarin ya, itu faktor alam. Kalau yang lainnya kita berusaha stabilkan,” pungkasnya.
(Adv/RL/Read)