READ.ID – 800 hektare sawah padi di Kabupaten Gorontalo mengalami gagal panen akibat musim kemarau sejak dua bulan terakhir.
Tanaman padi menjadi kerdil karena tidak mendapatkan suplai air yang cukup, sehingga tanah sawah menjadi kering dan retak.
Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Perkebunan Rahmat Pomalingo mengatakan, sawah yang mengalami gagal panen tersebar diempat kecamatan, yakni Limboto, Limboto Barat, Telaga dan Tabongo.
800 Hektar sawah padi itu dengan kondisi puso, rusak berat dan rusak sedang dipastikan gagal panen.
” Secara keseluruhan mulai bulan Mei hingga Agustus 2019, jumlah yang ditanami sawah itu kurang lebih 6500 hektare. Data kami terhitung sekitar 800 hektar khusus tanaman padi,” ucap Rahmat, Selasa (03/9).
Dinas pertanian juga telah berupaya memberikan bantuan mesin pompa air, namun tidak optimal dilakukan karena air dalam tanah sudah kering.
Dimusim Kemarau, para petani sawah diharapkan bisa memasang alat untuk pengairan sawah yang dihasilkan dari tenaga surya, untuk menggerakan pompa air hingga 30 meter dalam tanah.
“Kalau wilayah yang memang kering sekali, kita akan mencoba memasang solar cell tapi tergantung petani agar bisa menghibahkan sedikit tanahnya,” tuturnya.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Gorontalo saat ini masih melakukan pendataan kepada para petani yang benar-benar mengalami gagal panen.
“Kita masih mendata kepada para petani yang gagal panen. Petani yang merugi nantinya akan disalurkan benih hingga pupuk untuk digunakan nanti menanam padi,” tandas Rahmat.
Sebelumnya petani di Desa Pilohayanga Barat, Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, bakar tanaman padi akibat musim kemarau sejak dua bulan terakhir.
Petani terpaksa membakarnya karena padi tidak kunjung berbuah. Hal itu juga dikarenakan sejak menanam padi tidak mendapatkan suplai air yang cukup.
Salah satu petani di Gorontalo yang juga pemilik sawah, Fitri Mootalu (35) mengungkapkan, ada sekitar 85 hektar sawah digarap 4 kelompok tani di Desa Pilohayanga Barat yang Sebagian besar tanaman padinya gagal panen.