banner 468x60

828 Sopir Angkot di Gorontalo Terima Bantuan Bahan Pokok

Sopir Angkot Gorontalo
Sebanyak 828 sopir angkutan kota (Angkot) di Provinsi Gorontalo terima bantuan bahan pangan pokok dari pemerintah Provinsi Gorontalo, Selasa (14//4).

READ.ID – Sebanyak 828 sopir angkutan kota (Angkot) di Provinsi Gorontalo terima bantuan bahan pangan pokok dari pemerintah Provinsi Gorontalo, Selasa (14//4).

Bantuan tersebut diberikan untuk 538 sopir Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan 290 Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), masing-masing di Terminal Pusat Kota Gorontalo, Terminal Bus Dungingi, dan Terminal Telaga Kabupaten Gorontalo. Selain sopir angkutan, bantuan bahan pangan pokok juga diberikan kepada 33 pedagang asongan dan 10 petugas kebersihan di setiap terminal tersebut.

“Bantuan ini berasal dari uang rakyat yang kami kembalikan kepada rakyat untuk semua golongan, mulai dari pengemudi bentor, penyapu jalan, sopir angkutan, buruh, serta orang-orang yang sementara dirumahkan oleh perusahaan karena wabah virus Corona,” kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat menyerahkan secara simbolis bantuan bahan pangan pokok di Terminal Pusat Kota Gorontalo.

Dalam arahannya, Rusli mengajak seluruh masyarakat untuk turut mendukung upaya pemerintah dalam memutus rantai penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dengan menggunakan masker setiap keluar rumah. Terkait hal itu Pemprov Gorontalo sudah menginstruksikan seluruh penyelenggara pelayanan publik untuk tidak melayani masyarakat yang tidak menggunakan masker.

“Semua yang keluar rumah wajib menggunakan masker. Saya sudah instruksikan tempat pelayanan umum seperti pasar, terminal, toko, SPBU, perkantoran, perbankan, tidak boleh melayani masyarakat yang tidak menggunakan masker,” ujar Rusli.

Rusli menegaskan, aturan penggunaan masker tersebut juga berlaku bagi sopir angkutan dan penumpangnya. Gubernur Gorontalo dua periode itu mengutarakan, kondisi angkutan umum dengan penumpang yang saling berdekatan, sangat rentan terhadap penularan virus Corona.

“Sopir angkutan harus pakai masker. Kalau tidak pakai masker, penumpang dilarang naik angkutan itu. Sebaliknya, penumpang juga harus pakai masker, apalagi saling berdekat-dekatan dalam angkutan. Virus botiye ja ondongan ju (virus ini tidak kelihatan),” tandas Rusli Habibie. (Adv/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

banner 468x60