READ.ID – SMAN 2 Limboto, Kabupaten Gorontalo, menjadi tuan rumah kegiatan sinergitas antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Polda Gorontalo, dan Satgaswil Densus 88 dalam upaya pencegahan radikalisme di kalangan pelajar, Jumat (11/10/2024).
Dalam kegiatan pencegahan radikalisme di SMAN 2 Limboto turut dihadiri mantan narapidana terorisme Aldi Awal yang juga mantan siswa sekolah tersebut yang pernah terjerumus dalam paham radikal.
Di hadapan hampir seribu siswa dan puluhan guru, Aldi berbagi pengalamannya terjerumus dalam paham radikalisme melalui media sosial. Ia mengingatkan para siswa agar lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan memilih kajian agama yang benar.
“Awalnya saya terpapar paham radikal melalui media sosial,” ungkap Aldi. “Saya berharap adik-adik lebih berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh oleh kelompok-kelompok yang mengkafir-kafirkan orang lain.”
Aldi juga menjelaskan ciri-ciri orang yang sudah terpapar radikalisme, di antaranya menolak menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menghormat bendera.
Selain kesaksian Aldi, kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan dari Tim Cegah Satgaswil Densus 88 Polri dan Polda Gorontalo. Para pembicara menekankan pentingnya mewaspadai paham radikalisme yang dapat menyebar di kalangan pelajar, baik melalui interaksi langsung maupun media sosial.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Rudi Wahyudi Erfan Daenunu, S.Pd., M.Pd., menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di sekolah-sekolah lain di Provinsi Gorontalo.
Kepala SMAN 2 Limboto, Dr. Haja Mariam Ui, M.Pd., menyampaikan terima kasih kepada Satgaswil Densus 88 Polri dan berharap kegiatan penyuluhan dapat dilakukan kembali pada kegiatan LDKS sekolah tersebut.