READ.ID – Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menekankan pentingnya konsolidasi organisasi, aksi nyata, dan komitmen tinggi dalam pelaksanaan program kerja Tim Penggerak (TP) PKK dan Posyandu.
Hal ini disampaikannya dalam pelantikan TP PKK dan Tim Pembina Posyandu kabupaten se-Provinsi Gorontalo masa bakti 2025-2030 yang berlangsung di Aula Rujab Gubernur, Selasa (8/4/2025).
“Ketua Tim Penggerak PKK merangkap sebagai Ketua Tim Pembina Posyandu, pekerjaan kita akan semakin sulit. Untuk itu, mari kita bersepakat dan bertekad fokus pada tiga hal penting yang menjadi target di tahun 2025 ini,” kata Gusnar.
Gubernur Gusnar meminta konsolidasi organisasi harus dilakukan menyeluruh hingga ke tingkat desa. Kemitraan yang kuat antara PKK, Posyandu dan pemerintah juga sangat diperlukan. Oleh karena itu, ia mengarahkan agar seluruh pimpinan OPD terkait terlibat aktif dalam mendukung kegiatan PKK dan Posyandu, bukan sekadar dalam alokasi dana, tetapi juga dalam pendampingan dan fasilitasi program.
Program aksi juga harus dilaksanakan secara selektif dan berdampak. Program prioritas seperti penurunan stunting dan penyediaan makan bergizi gratis harus benar-benar dikerjakan dengan keseriusan dan keterlibatan penuh dari seluruh elemen PKK dan Posyandu.
“PKK harus ikut mendorong UMKM. Mari kita bekerja bersama, berkolaborasi. Perspektif saya sebagai pemimpin laki-laki telah disampaikan, selanjutnya kita dengarkan perspektif perempuan dari Ibu Wakil Gubernur. Yang jelas, masyarakat kini sedang menunggu bukti dari kita semua,” tutup Gusnar.
Selebihnya, Pembina TP PKK Provinsi Gorontalo ini mendorong agar TP PKK turut aktif dalam mendukung program strategis daerah di sektor ekonomi, terutama pemberdayaan UMKM yang berada di tengah masyarakat.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie mengingatkan tantangan nyata yang harus dihadapi perempuan Gorontalo saat ini, mulai dari kasus kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, hingga isu pendidikan anak dan stunting. Untuk itu, PKK harus hadir bukan sebagai organisasi elit, tapi sebagai gerakan yang mengayomi dan berada di tengah masyarakat.
“Kita jadikan PKK yang mengayomi, perempuan-perempuan yang tidak bercerita tapi langsung action melakukan tindakan nyata. Mudah-mudahan dengan harapan itu wujud 10 program pokok PKK terlaksana dengan baik dan sempurna,” ungkap Idah.