Dengan nada tegas namun penuh keprihatinan, Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie menyampaikan permintaan terbuka kepada manajemen Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie (RS HAH). Ia berharap pihak rumah sakit segera merespons berbagai keluhan masyarakat terkait mutu pelayanan yang selama ini dirasakan masih belum maksimal.
Idah mengaku telah menerima cukup banyak laporan dari masyarakat, termasuk dari kalangan mahasiswa, mengenai pengalaman tidak menyenangkan saat berobat di RS Ainun. Sebagian besar keluhan itu menyangkut penanganan pasien yang dinilai terlalu birokratis.
“Saya minta dijelaskan. Banyak laporan masuk ke ponsel saya, terutama soal pelayanan kepada masyarakat yang datang berobat di RS Ainun,” ujar Idah saat kunjungan kerja di rumah sakit tersebut, dengan ekspresi yang mencerminkan rasa tanggung jawab sekaligus kepedulian.
Menurutnya, pelayanan kesehatan tidak semestinya dibatasi oleh tumpukan prosedur administratif yang justru menghambat penanganan awal pasien. Ia menegaskan bahwa aspek kemanusiaan harus menjadi prioritas utama dalam sistem layanan rumah sakit.
“Saya sudah menerima laporan dari mahasiswa yang tidak mendapatkan pelayanan maksimal. Masih ditanya-tanya soal administrasi, sementara pasien datang karena butuh penanganan medis. Harusnya langsung ditangani dulu, bukan dibalik,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Laporan ini semakin menjadi perhatian setelah beredar video dugaan jual-beli ruangan di rumah sakit tersebut. Namun Idah menekankan bahwa bahkan sebelum video itu viral, dirinya sudah lebih dulu mendapatkan sinyal dari masyarakat bahwa ada yang perlu dibenahi secara serius.
Menanggapi hal ini, pihak rumah sakit melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik RS Ainun, dr. Irma Cahyani Ranti, menyatakan komitmennya untuk memperbaiki mutu layanan dan menjadikan aspirasi masyarakat sebagai pendorong perubahan.
“Kami berterima kasih atas perhatian Ibu Wakil Gubernur. Ke depan, kami akan menjalankan amanat beliau dan masyarakat. Pelayanan kepada pasien dan urusan kemanusiaan akan menjadi fokus utama kami,” ujar dr. Irma.
Pernyataan ini diharapkan menjadi titik tolak perbaikan layanan di RS Ainun Habibie. Di tengah kepercayaan publik yang harus terus dijaga, pemerintah dan rumah sakit dituntut untuk bekerja lebih sigap dan sensitif terhadap kebutuhan masyarakat, terutama mereka yang datang dengan harapan sembuh dan diperlakukan manusiawi.******