READ.ID – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengirimkan pesan kepada dunia bahwa masa depan tatanan global harus dibangun di atas prinsip kemitraan yang adil dan saling memberdayakan, bukan mendikte dan menciptakan ketergantungan.
Pesan itu disampaikan Wapres dalam sesi wawancara cegat seusai menyampaikan pidato sesi ketiga pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg Expo Center, Afrika Selatan, Minggu.
“Setiap negara berhak untuk menentukan arah pembangunannya. Yang namanya kerja sama, partnership, harus menyejahterakan, harus memberdayakan,” katanya menjawab pesan yang ingin disampaikan dari rangkaian Konferensi KTT G20 di Johannesburg, 22–23 November 2025.
Wapres Gibran, yang hadir mewakili Presiden RI Prabowo Subianto, menjelaskan bahwa dalam sesi-sesi G20 maupun pertemuan CEO Business Forum, Indonesia secara konsisten memperjuangkan posisi Global South, terutama terkait keadilan ekonomi dan hak menentukan arah pembangunan nasional.
“Mempertegas posisi global South di tatanan global, mempertegas apa yang sudah didorong dan diinisiasi Indonesia dari empat tahun yang lalu, bahwa keadilan ekonomi global ini yang secara konsisten Indonesia sampaikan terus,” katanya.
Ia menyatakan bahwa model kerja sama yang mendikte, mengatur, atau menciptakan ketergantungan baru tidak boleh lagi menjadi praktik global.
“Seperti yang saya sampaikan kemarin, tidak boleh mendikte dan tidak boleh membuat ketergantungan,” katanya, menegaskan kembali sikap yang telah diperjuangkan Indonesia sejak empat tahun terakhir.
Diinformasikan Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, forum bersejarah yang pertama kali digelar di Benua Afrika ini menyoroti solidaritas, kesetaraan, dan keberlanjutan, serta menjadi penutup estafet kepemimpinan negara-negara Global South.
Wapres Gibran mengikuti dua sesi utama yang membahas ekonomi inklusif, pembiayaan pembangunan, perubahan iklim, transisi energi, dan sistem pangan.
Dalam pidatonya, Wapres Gibran menekankan perlunya pembiayaan global yang adil dan mudah diakses, termasuk penghapusan utang dan mekanisme pembiayaan inovatif.
Ia juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam inovasi pembayaran digital berbiaya rendah seperti QRIS, serta mendorong G20 memulai dialog mengenai ekonomi kecerdasan atau artificial intelligence.
Pada isu ketahanan pangan, Gibran mengingatkan masih adanya ratusan juta penduduk dunia yang rentan kelaparan dan menyebut Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai contoh solusi yang memberdayakan petani dan pelaku usaha lokal.
Ia turut mengangkat isu kemanusiaan di Gaza, Ukraina, Sudan, dan Sahel, seraya menyerukan pentingnya menempatkan kemanusiaan di pusat tata kelola global.
Di sela forum, Wapres hadir di pertemuan MIKTA dan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan pemimpin Ethiopia, Vietnam, Angola, Finlandia, WTO, dan UNCTAD untuk memperkuat kolaborasi internasional.











