READ.ID – Buku “Ufuk Timur” karya Christopel Paino putra daerah Gorontalo membahas perjalanan jurnalistiknya selama berada di daerah Papua. Buku tersebut wajib dibaca, karena kaya dengan khazanah serta pengalaman di lapangan.
Guna membahas buku tersebut, pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI), pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam), Gus Durian Gorontalo menggelar bedah buku Ufuk Timur, di Kantor AJI, Kota Gorontalo. Jumat (21/2).
Turut hadir dalam bedah buku tersebut, Jamil Masa sastrawan prosais asal Gorontalo, Terry Repi seorang akademisi, serta Wahiyudin ketua Lakpesdam NU Kota Gorontalo.
Menurut Jamil Masa, penulis (Christopel Paino) memiliki kekuatan yang manusiawi dalam mengisahkan pertemuan dengan tokoh-tokoh orang asli papua (OAP) dalam buku tersebut. Penulis juga berusaha mengoreksi bagian satu ke bagian yang lain dalam mengisahkan bermacam-macam pertemuan dan konflik yang ada.
“Penulis masih sangat kuat dengan analitis dan mempertahankan dirinya sendiri yang berlatar belakang sebagai jurnalis yang berkutat dengan data,” kata Jamil.
Lanjut Jamil, Chris panggilan akrab penulis, melakukan pembelaan (terhadap OAP) dengan caranya sendiri, banyak bertemu dengan beragam karakter orang papua.
Sementara itu Terri Repi mengatakan, penulis memberikan kesaksian yang sangat luar biasa dan mengisahkan realita yang terjadi di Papua sejak tahun 1960-an. Serta mengisahkan banyak tokoh-tokoh maupun menunjukan apa yang terjadi di Papua dengan perspektif orang lokal Papua.
“Saya memiliki standar takaran ekspektasi tentang buku ini dan ternyata buku ini melebihi apa yang saya ekspektasikan sebelumnya,” kata Terri mengapresiasi buku tersebut.
Ia juga mengatakan, penulis mengambil cara berbeda dalam memandang informasi yang telah lama diketahui orang banyak tentang Papua. Dalam buku itu, penulis mengambil posisi yang realisme dalam mengisahkan tentang Papua.
“Penulis juga menggambarkan situasi papua dengan gambaran sepak bola dalam tulisanya. Ada tragedi ada komedi, ketika membaca buku ini saya teringat membaca tulisan-tulisan Pramoedya Ananta Toer,” ucap Terri.
Sang penulis “Ufuk Timur” Christopel Paino mengungkapkan, ia menulis buku tersebut terinspirasi dari kisah perjalanan dalam film Che Guevara berjudul Motorcycle Documentary. Dimana Che Guevara bertemu bermacam-macam orang di Amerika Latin.
“Saya berpikir membuat buku fiksi, terus terpikir kenapa harus buku fiksi? akhirnya terpikirkan untuk membuat buku perjalanan seperti pada film Che Guevara banyak ketemu dengan orang. Itu mula-mula menulis buku Ufuk Timur,” ungkap Chris.
Pada buku itu juga, Chris berusaha untuk menampik pandangan orang-orang di luar Papua tentang pandangan bahwa, Papua yang indah, unik dan eksotik.
“Menurut saya papua itu adalah Indonesia yang lain. Dan banyak bab-bab yang hilang di Papua,” pungkasnya. (Fadil/RL/Read)