READ.ID – Asrama kampus 1 Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) provinsi Gorontalo jadi alternatif ruang isolasi pasien terpapar positif virus Corona (Covid-19).
Upaya ini menjadi langkah pemerintah provinsi Gorontalo untuk mencegah dan menangani penularan virus Corona jika rumah sakit Aloe Saboe tidak dapat menampung dalam kondisi darurat.
Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (GTPP Covid-19) Budiyanto Sidiki mengatakan, ada dua alternatif yang telah disiapkan yakni Kampus I BKD di puncak Botu, Kota Gorontalo, serta Rumah Sakit dr. Hj. Hasri Ainun Habibie (RS Ainun) di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
“Pemerintah bekerja untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Kita tahu fasilitas di RS Aloe Saboe tidak cukup memadai, makanya kita siapkan alternatif lain,” kata Budi, Kamis (22/3).
Kampus I BKD memiliki 23 kamar dengan masing masing dua tempat tidur. Lokasi ini direncanakan menjadi ruang isolasi bagi pasien suspect corona atau orang yang pernah kontak erat risiko tinggi.
“Jadi dia mungkin tanpa gejala, tapi pernah kontak erat dengan pasien positif atau terkonfirmasi. Kita upayakan sambil menunggu sampel maka kami usulkan di karantina dengan fasilitas pemerintah,” ucap Budi.
Pemprov juga menyiapkan ruang perawatan bagi pasien positif corona di Rumah Sakit Ainun Habibie. Ada delapan rumah eks gedung VIP RS Dunda yang dinilai tepat karena terpisah dari bangunan lain.
“Seandainya, kita enggak minta-minta, terjadi lonjakan pasien di Aloe Saboe maka fasilitas ini bisa kita gunakan. Ruangannya bagus sudah terisolasi tinggal ditambah dengan sarana prasarana termasuk alkes. Ini yang akan kita usulkan dan bahas di gugus tugas.
Budi berharap alternatif-alternatif ini bisa dimanfaatkan jika sesuatu hal yang buruk terjadi. Selain juga berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk usaha kontijensi yang bisa muncul sewaktu-waktu. (Adv/RL/Read)