READ.ID – Dosen Fakultas Olaharaga dan Kesehatan (FOK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Edy D.P Duhe, menegaskan bahwa tidak ada pungutan liar di lingkungan kampus merah maron tersebut, sebagaimana klaim sepihak yang dituduhkan LSM Walihua.
Menurutnya, tidak ada dosen yang merasa dirugikan terkait surat edaran dari pihak UNG, yang bersifat imbauan dan juga melekat segala konsekuensinya tersebut. Sebab, sejauh ini UNG sendiri telah banyak menyumbangkan konsep untuk membantu pemerintah dalam menangani dan mencegah penyebaran Covid-19 di Provinsi Gorontalo.
“Kami dan seluruh khalayak telah menyaksikan langsung bagaimana peran kampus UNG di Gorontalo,” ujar Edy, Rabu (03/6).
Edy menuturkan, UNG tidak sekedar memberikan konsep soal bagaimana menangani pandemi di Gorontalo, akan tetapi secara kelembagaan juga telah mengerahkan sumber daya manusia turut berperan aktif dalam keilmuan akademiknya masing-masing.
“Mulai dari memfasilitasi dan menunjang kerja-kerja tenaga medis. Juga menyiapkan fasilitas tempat tinggal hingga perlengkapan yang dibutuhkan tenaga medis dalam menangani pesien Covid-19,” katanya.
Tidak hanya itu, UNG pun telah menyiapkan tempat swab. Lalu kemudian mengerahkan sumber daya manusia untuk mengoperasikan instrumen laboratorium yang super rumit itu.
Sementara itu, di dalam lingkungan internal sendiri, dalam rangka mengoptimalkan perkuliahan online di tengah wabah, tak tanggung-tanggung pihak UNG secara gratis memberikan kouta 20 GB untuk seluruh mahasiswa.
“Saya kira beberapa upaya kongkrit UNG di atas menjadi dasar kami dengan sukarela berbuat atas nama kemanusiaan. Dan kebijakan ini justru lahir dari usul teman-teman dosen dan juga pimpinan,” tandasnya.
(Aprie/RL/Read)