READ.ID – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyebut mantan staf ahli Gubernur, Husen Hasni adalah seorang pejabat yang bertanggungjawab dan profesional.
Bagi masyarakat Gorontalo, nama Husen Hasni mungkin tidak terlalu populis. Namanya jarang lalu lalang di media massa dan media daring. Beda cerita jika ditanya di kalangan birokrat Gorontalo, khususnya di lingkungan pemerintah provinsi.
Husen Hasni punya rekor mentereng yang sulit dicapai PNS lainnya; jadi kepala dinas di satu OPD selama 15 tahun. Dinas Kehutanan sempat berganti nomenklatur beberapa kali, namun Husen awet di posisinya. Saat pejabat eselon II berganti tempat, didemosi dan atau dinonaktifkan dari jabatannya, tidak dengan Husen.
“Pernah jadi Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kehutanan dan ESDM dan jadi Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Tahun 2018, ESDM jadi Dinas sendiri saya diminta untuk jadi kadis di situ. Saya siap saja,” kenang Husen saat diwawancarai usai berpamitan dengan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Selasa (7/7/2020).
Di penghujung kariernya tahun 2019, Husen sempat berpindah jabatan sebagai Kadis Perikanan dan Kelautan. Jabatan itu hanya dia emban selama dua bulan. Mutasi berikutnya, Husen diparkir sebagai staf ahli hingga masa pensiunnya tiba.
Pria kelahiran 1 Juni 1960 itu mengawali karier di Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Manado tahun 1985. Kariernya semakin melejit saat menjabat kepala bidang di BPTP Palu tahun 1997. Selain sukses dalam karier, Husen meraih gelar Doktor di IPB Bogor tahun 2004 lalu.
“Saat saya jadi Kabid Ilmiah di organisasi KKIG Sulteng, saya bertemu pak Gusnar. Beliau waktu itu tahun 2004 masih wakil gubernur dan menawarkan saya untuk kembali ke Gorontalo. Saya sanggupi tawaran itu dan menjabat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan waktu itu,” kenang bapak dua orang anak itu.
Sejak saat itu, karier Husen terus bertahan hingga tahun 2019. Husen melewati empat gubernur yang berbeda. Dari era Fadel Muhammad dua periode, Gusnar Ismail, Penjabat Gubernur Zudan Arif Fakrulloh hingga Rusli Habibie dua periode.
“Pertama kita harus ihlas. Kita harus sadari betul apapun perintah atasan itu adalah tanggungjawab kita yang harus dilaksanakan dengan tuntas. Kedua, kita harus tau betul apa yang kita kerjakan. Aturannya dan bagaimana kita mengerjakannya harus kita kuasai,” jelasnya.
Dijelaskan Husen, karier birokrasinya tidak selamanya berjalan mulus. Ia mengaku ada riak-riak di organisasi yang ia pimpin. Menurutnya, setiap masalah harus diselesaikan dengan komunikasi dan hubungan baik antara atasan dan bawahan.
“Paling penting kita harus mengayomi mereka, kita mengetahui apa permasalahan para pejabat hingga staf. Berikutnya, pekerjaan harus dibagi secara proporsional. Setiap mereka harus diberi tanggungjawab dan hak mereka. Memang tidak semua sama, tapi paling tidak mereka merasa dilibatkan,” bebernya.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyebut Husen sebagai pejabat yang bertanggungjawab, profesional dan menguasai aturan. Husen setia mendampinginya masuk keluar Istana untuk meyakinkan kebutuhan listrik ke Presiden, Menteri BUMN dan Dirut PLN.
“Begitu ditanya data-data beliau yang jawab. Teknisnya beliau yang bisa. Begitu ada program atau masalah di lapangan beliau yang selesaikan,” puji Rusli.
Husen tidak saja sukses dalam karier, tapi juga karyanya patut diacungi jempol. Husen menjadi salah satu aktor penting di balik surplusnya energi listrik Gorontalo. Ia menjadi pendampingi setia Rusli untuk mengupayakan PLTU Anggrek tetap dibangun di Gorontalo. PLTG Paguat, PLTG Amurang hingga program listrik masuk desa semua dieksekusi Husen dengan baik.
“Tahun 2010 tingkat elektrifikasi kita baru 47 persen, sekarang ssudah sangat tinggi, 97 persen. Saya sering turun dengan beliau, di mana desa dan dusun yang belum ada listrik kita datangi bersama dengan PLN,” imbuh Rusli.
Terhitung 1 Juli 2020 Husen Hasni resmi pensiun. Di usianya menginjak 60 tahun, ia merasa tugasnya sudah paripurna. Husen mengaku ingin menghabiskan masa tua dengan berdagang dan mempersiapkan diri untuk akhirat. (Adv/RL/Read)