Seruan Boikot, Ini Daftar Produk Prancis yang Ada di Indonesia

Boikot Produk Prancis
banner 468x60

READ.ID – Produk asal Prancis mengalami imbas dari sikap Presiden Emmanuel Macron yang membela tindakan penghinaan Nabi Muhammad SAW. Sejumlah negara dengan penduduk mayoritas Islam termasuk Indonesia menyerukan boikot terhadap produk-produk Prancis sebagai sikap protes.

Seperti di banyak negara, produk-produk Prancis juga banyak berada di pasar Indonesia dengan beragam kategori, mulai dari produk makanan dan minuman, energi, hingga ritel. Berikut daftar sejumlah perusahaan dan produk asal Prancis yang ada di Indonesia.


banner 468x60

1. Danone

Danone merupakan salah satu produsen makanan dan minuman terbesar di dunia yang berpusat di Prancis. Danone mengembangkan 4 kategori utama dalam bisnisnya, yaitu produk susu segar (fresh dairy product), nutrisi awal kehidupan (early life nutrition), air (water), dan gizi bedis (medical nutrician). Produk Danone terbagi dalam beberapa kategori, seperti essential dairy and plant based products yang meliputi Actimel, Activia, Danonino, Oikos, Silk; minuman seperti Evian, Aqua, Mizone; serta specialized nutrition seperti Nutricia dan Sarihusada Generasi Mahardhika.

2. Total

Total adalah perusahaan penghasil dan penyedia energi global terpadu yang bermarkas di Paris. Perusahaan minyak dan gas multinasional yang juga perusahaan operator tenaga matahari terbesar di dunia yang bekerja sama dengan SunPower dan Total Solar tersebut memiliki sejumlah SPBU dan juga menawarkan sejumlah produk seperti pelumas kendaraan.

3. Carrefour

Carrefour ialah sebuah kelompok supermarket internasional, berkantor pusat di Prancis. Carrefour adalah kelompok ritel kedua terbesar setelah Wal-Mart. Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni 1957 di Annecy di dekat sebuah persimpangan. Kelompok ini didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis Deforey. Di Indonesia, Carrefour menggandeng PT Trans Retail Indonesia dan memilki sejumlah industri ritel Indonesia melalui brand Carrefour, Transmart, dan Groserindo.

4. BNP Paribas

BNP Paribas merupakan sebuah bank utama di Eropa. Bank ini dibentuk melalui penggabungan Banque Nationale de Paris dan Paribas pada 2000 ini bermarkas di Boulevard des Italiens, Paris, Perancis. Selain layanan perbankan, BNP Paribas melalui BNP Paribas Asset Management juga menawarkan sejumlah produk reksadana, seperti BNP Paribas Rupiah Plus, BNP Paribas Prima USD kelas RK1, BNP Paribas Omega, hingga BNP Paribas Spektra.

5. Ibis

Ibis merupakan merek jaringan hotel yang dimiliki oleh grup perhotelan Prancis, Accor. Jaringan dari hotel ini paling banyak terdapat di Prancis, tapi banyak juga ditemukan tersebar di seluruh dunia. Pangsa pasar jaringan hotel ibis adalah ditujukan bagi para pengusaha atau pebisnis, dan pada umumnya merupakan hotel yang bertaraf internasional dengan bintang dua atau tiga. Di Indonesia terdapat 139 hotel dan 27.340 kamar jaringan hotel Ibis, seperti Raffles, Fairmont, Sofitel, Pullman, Swisssotel, Grand Mercure, dan Novotel.

6. L’Oréal Group

L’Oréal Group merupakan sebuah perusahaan asal Prancis yang bergerak di sektor barang konsumsi dan industri kosmetik dengan fokus pada industri perawatan diri.
L’Oréal Group sempat menempati peringkat ke-172 dalam daftar Global 2000, sebuah daftar perusahaan terbesar di dunia yang diperingkat oleh majalah bisnis Forbes, dengan total nilai pasar (market value) 98,7 juta dolar AS dan total aset sebesar 43,1 juta dolar AS. Beberapa produk L’Oréal Group, seperti Garnier dan Essie.

Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy, Perancis merupakan pengekspor obat-obatan terbesar kedua ke negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dengan 4,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 64 triliun pada 2018. Selain itu, Prancis juga pengekspor kosmetik terbesar ke blok OKI pada 2018 dan menjual sekitar 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 37 triliun.

Prancis sendiri adalah mitra dagang terbesar kedelapan OKI. Sebagai sebuah blok, 57 negara anggota OKI membeli paling banyak dari China (2019; sekitar 319 miliar dolar AS), AS (sekitar 120 miliar dolar AS), dan India (sekitar 92 miliar dolar AS).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir Oktober 2020 kemarin merilis seruan untuk memboikot produk Prancis.

Ini menjadi buntut usai Presiden Perancis, Emmanuel Macron berpidato yang dinilai menghina Islam dan Nabi Muhammad.

MUI menyatakan sikap dan mengimbau kepada Ummat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Perancis,” tulis salah satu pernyataan dalam surat yang ditandatangani Wakil Ketua Umum MUI, Muhyiddin Junaidi dan Sekjen MUI Anwar Abbas itu.

Dalam surat pernyataan tersebut, MUI juga mendukung aksi sejumlah negara yang telah melakukan aksi boikot Produk Prancis.

“Mendukung sikap Organiasai Konperensi Islam (OKI) dan anggotanya seperti Turki, Qatar, Kuwait, Pakistan, Bangladesh yang telah memboikot semua produk Negara Perancis,” tulis surat itu.

Presiden Perancis, Emmanuel Macron awalnya memberikan komentar terkait pemenggalan yang dialami oleh seorang guru yang bernama Samuel Paty.

Samuel Paty yang merupakan guru sejarah di Perasncis diketahui menampilkan gambar kartun Nabi Muhammad di kelasnya.

“Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajarkan murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi,” ucap Macron, dikutip KabarJoglosemar.com dari Reuters.

Tak hanya itu, selanjutnya, Emmanuel Macron juga mengeluarkan kata-kata soal Islam yang menyinggung umat Muslim.

(Read/Republika)

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90