Rusli Habibie: Tantangan Pembangunan di Tahun 2020 Jadi yang Terberat

Pembangunan 2020
banner 468x60

READ.ID – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengakui bahwa tantangan pembangunan daerah di tahun 2020 menjadi salah satu yang terberat sepanjang sejarah provinsi Gorontalo.

Rusli mengatakan, pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III turun pada tahun 2020 melemah 0,07 persen. Serta anggaran banyak yang harus di refocussing untuk membiayai sektor kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19.


banner 468x60

“Bahkan teman teman di DPRD dan eksekutif banyak yang merelakan uang makan minum, belanja ATK, perjalanan dinas dialihkan untuk penanganan covid-19,” tutur Rusli dalam sambutannya pada rapat Paripurna DPRD memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 Provinsi Gorontalo berlangsung secara virtual, Senin (07/12/2020).

Walaupun di tengah pandemi Covid-19 saat ini, atas nama pemerintah, Gubernur Rusli mengucapkan terima kasih kepada para pejuang pembentukan provinsi, unsur forkopimda, bupati dan wali kota, pimpinan instansi vertikal, perguruan tinggi, mahasiswa, LSM dan seluruh masyarakat yang sudah bahu membahu membangun daerah.

Pihaknya mengingatkan penanganan covid-19 masih belum usai. Semua pihak diminta tetap bergandengan tangan dan merapatkan barisan untuk memutus mata rantai penularan virus mematikan ini.

Rusli mengingatkan warga untuk patuh dan peduli pada penegakan protokol kesehatan yakni dengan memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.

Sementara itu, ketua DPRD Paris R.A Yusuf menilai Provinsi Gorontalo sejak dibentuk hingga sekarang banyak mengalami kemajuan. Ia mencontohkan, persentase penduduk miskin tahun 2004 yaitu sebesar 29 persen. Angka itu terus menurun. Pada Maret 2018 sebesar 16,81 persen, Maret 2019 menurun 15,52%. dan Maret 2020 menjadi 5,22 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo terus membaik di mana tahun 2001 sebesar 5,55 persen, pada tahun 2016 naik 6,52 persen, tahun 2017 sebesar 6,74 persen, tahun 2018 jadi 7,25 persen serta tahun 2019 sebesar 6.41 persen. Pada tahun 2020 sebagaimana diketahui bersama perekonomian nasional mengalami resesi (slowdown) berdampak di daerah-daerah hingga melanda daerah kita tercinta ini. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo hingga triwulan III turun 0,07 persen,” kata Paris.

Pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang dibiayai melalui APBD setiap tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2002 APBD Gorontalo baru sebesar Rp150.611.986.000,-. Tahun 2020 mencapai Rp2.006.064.139.749,51,-. Dana itu dibagi untuk belanja publik sebesar 60,39 persen dan belanja aparatur 39,61 persen.

“Namun dalam perjalanannya di bulan April menjadi Rp1,7 triliun setelah di refocussing dan direalokasi untuk penanganan covid-19. APBD tahun 2021 diprediksi turun menjadi Rp1,9 triliun juga merupakan efek pertumbuhan ekonomi secara nasional,” sambungnya.

(adv/RL/Read)

 

 

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90