Densus 88 Tangkap Mantan Petinggi FPI Munarman

banner 468x60

READ.IDDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap mantan petinggi organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) Munarman.

Dilansari dari Kompas.com, Munarman ditangkap di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan pada Selasa (24/4/2021) ini.


banner 468x60

“Iya benar. Benar (ditangkap),” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa.

Namun, Yusri tak menjelaskan secara terperinci terkait penangkapan Munarman tersebut.

Saat ini, Tim Densus 88 akan melakukan penggeledahan di kawasan Petamburan, Jakarta Barat.

“Iya, ini berangkat ke Petamburan,” ucap Yusri.

Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengungkapkan bahwa Munarman ditangkap pada pukul 15.00 oleh tim Densus 88.

Ahmad menturkan, Munarman diduga terlibat dalam aksi pembaitan di UIN Jakarta, Medan juga Makassar, Sulawesi Selatan.

Baiat itu juga diduga terkait menggalang dukungan simpatisan ISIS di Indonesia.

“Saat ini sedang dilakukan penggeledahan di Petamburan. Rekan-rekan tahu kan Petamburan,” ucap dia.

Munarman disebutkan dibawa aparat kepolisian ke Mapolda Metro Jaya.

“Sekarang masih dalam perjalanan,” ujar Ahmad.

Disebut hanya ceramah

Eks kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar menegaskan, Munarman tidak pernah mendukung aksi terorisme.

Terkait dugaan baiat yang dilakukan Munarman di tiga kota berbeda, Aziz menjelaskan bahwa Munarman hanya memberikan ceramah biasa.

“Sudah klarifikasi beberapa kali terkait kabar di media bahwa memang terkait baiat, beliau hanya memberikan ceramah,” kata Aziz dalam tayangan Kompas TV, Selasa (27/4/2021).

Saat memberikan ceramah, Munarman justru mengajak masyarakat untuk tidak melakukan aksi terorisme.

“Justru isinya ceramah itu tidak mudah terjebak dalam upaya-upaya yang memang memancing untuk melakukan teror. Beliau menolak tegas prilaku atau tindakan-tindakan terorisme,” ujar Aziz.

Aziz pun menilai penangkapan Munarman terlalu prematur dan merupakan bentuk fitnah dari Kepolisian.

“Kalau tuduhannya terkait terorisme, menurut kami itu terlalu prematur, kami menduga itu bentuk fitnah,” ujar dia.

Siapa Munarman?

Pria kelahiran Palembang, 16 September 1968 ini mengawali kariernya dari bawah.

Munarman terjun ke dunia advokasi saat bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan menjadi relawan di LBH Palembang pada tahun 1995.

Dua tahun kemudian, kariernya menanjak dengan menjadi Kepala Operasional LBH Palembang.

Pada medio 1999-2000, ia menjadi koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Aceh dan pindah ke sana, hidup terpisah dari anak dan istrinya.

Karirnya berlanjut hingga menduduki posisi Koordinator Badan Pekerja Kontras.

Dengan sederet jabatan itu, tidak heran jika Munarman kemudian terpilih sebagai ketua YLBHI periode 2002-2007.

Pada dua bulan masa kepemimpinannya, ia membuat gebrakan dengan mengungkapkan kondisi YLBHI yang mengalami krisis keuangan.

Apabila tidak ada suntikan dana segar, ujar Munarman, YLBHI berikut 14 cabang LBH akan kolaps.

Dewan pengurus terpaksa mengambil keputusan kurang populer, yakni memotong gaji para staf 50 persen dan tidak pula membayarkan tunjangan hari raya (THR).

Lebih lanjut, Munarman menggelar malam dana. Dari acara sosial tersebut terkumpul Rp 1 miliar.

(Aden/Read)

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90