READ.ID – Konsep pembuatan lahan Terasering menjadi salah satu solusi yang ditawarkan Anggota Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, bagi petani yang melakukan aktivitas di lahan pertanian yang kemiringannya di ambang batas wajar atau ekstrim.
Hal ini disampaikan anggota komisi II Warsito Sumawiyono saat melakukan kunjungan kerja bersama anggota lainnya, Rabu (19/5/2021).
Warsito menjelaskan, aktivitas bercocok tanam di lahan ekstrim yang dilakukan oleh petani tidak boleh dilakukan. Sebab sangat membahayakan, terutama dari sisi pelestarian lingkungan dan alam yang dapat menyebabkan erosi.
Tidak hanya itu, kata Warsito, juga dibutuhkan kerjasama lintas sektor untuk mengantisipasi para petani untuk bercocok tanam di lahan yang ekstrim atau kemiringan. Lintas sektor itu diantaranya, Dinas Pertanian dan OPD Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Nah, kami menawarkan kepada pemerintah mengenai konsep lahan Terasering bagi petani yang melakukan aktivitas dilahan ekstrim,” ungkap Warsito, saat meninjau di Desa Tupa Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango, bersama Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Paris Jusuf, dan Wakil DPRD Moh Kris Wartabone.
Ia menjelaskan, konsep Terasering atau Sengkedan merupakan metode konservasi dengan memuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.
Konsep ini sendiri, kata dia, memiliki banyak manfaat dan lebih aman terutama diluar kawasan hutan, sebab rasio air yang tertinggal akan lebih tinggi.
Menurutnya, jika para petani masih melakukan aktivitas di lahan yang ekstrim, akan berbahaya sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.
“Kami berharap, pemerintah dapat memberikan petunjuk dan arahan mengenai konsep Terasering bagi petani yang masih melakukan cocok tanam di lahan ekstrim,” tandasnya.
(Rinto/RL/Read)