READ.ID – SEAMEO BIOTROP menyelenggarakan bimbingan teknis DNA Barcoding untuk memonitor keanekaragaman hayati secara daring. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkenalkan biologi molekuler kepada guru SMA dan SMK serta mahasiswa dan mendidik dan mengembangkan kemampuan guru dan kompetensi mahasiswa dalam bidang biologi molekuler.
Peneliti senior bidang bioteknologi SEAMEO BIOTROP, Ulfah J. Siregar, menekankan bahwa pelatihan biologi molekuler perlu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pendidik di Indonesia dan dapat bermanfaat untuk memecahkan permasalahan biologis seperti pandemi Covid-19.
“Guru-guru SMK/SMA memegang peran penting dalam mempersiapkan anak didik sebelum masuk perguruan tinggi, dan dengan demikian anak didik akan mempunyai pengetahuan lebih tentang metode biologi mutakhir, yang saat ini dipakai di dunia dalam memecahkan masalah biologis yang ada, seperti contohnya pandemi Covid-19 yang saat ini melanda dunia,” jelas Ulfah.
Oleh karena itu, Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran, berharap para peserta mendapatkan informasi DNA Barcoding terbaru dan mendistribusikan informasi tersebut kepada sesama siswa dan juga para guru.
“SEAMEO-BIOTROP mendukung dan mengikuti kegiatan biologi molekuler yang dilakukan oleh para peneliti di laboratorium bioteknologi kami. Saat ini, bioteknologi banyak sekali digunakan dalam berbagai bidang seperti pertanian, kesehatan dan pengobatan, pangan dan pakan, peternakan dan perikanan,” ungkapnya.
SEAMEO BIOTROP sebagai pusat regional biologi tropika di Asia Tenggara, melakukan kegiatan yang menekankan pada pemberdayaan sumber daya manusia di Asia Tenggara melalui penelitian, pelatihan, jejaring, pertukaran personel, dan diseminasi informasi dalam bidang biologi tropika.
Bimtek yang diselenggarakan SEAMEO BIOTROP ini berfokus pada teknik dasar biologi molekuler, seperti pengenalan alat dan perlengkapan laboratorium beserta fungsinya, cara pembuatan larutan, teknik penggunaan mikropipet yang benar, pengumpulan dan penyimpanan spesimen, isolasi DNA dan RNA, elektroforesis PCR, qPCR, serta sekuensing dengan menggunakan Minion.
Topik dan narasumber yang disampaikan dalam bimbingan teknis ini adalah 1) pengantar biologi modern, genetika, dan evolusi dengan narasumber Dr. Ulfah J. Siregar; 2) keanekaragaman hayati dan manfaatnya, kepunahan, dan spesies asing invasif yang dipaparkan Prof. Iskandar Siregar; 3) sistematika dan Identifikasi Spesies oleh Prof Iskandar Siregar; 4) pemantauan keanekaragaman hayati oleh Prof Iskandar Siregar.
Selanjutnya, 5) pengenalan alat dan perlengkapan dalam biologi molekuler dan fungsinya bersama Ibu Dewi Rahmawati, MSi; 6) kuliah dan Video Praktikum Teknik Isolasi DNA dan Elektroforesis dengan Dewi Rahmawati, MSi; 7) teknik PCR dan qPCR oleh Anidah, MTPn; 8) serta ditayangkan video praktikum teknik PCR dan qPCR oleh Anidah, MTPn.
Kemudian, 9) sekuensing DNA dengan menggunakan Minion oleh M. Majidu, SHut; 10) analisis data sekuens dengan menggunakan Minion dengan Dr. Rahadian Pratama; 11) bioinformatika dan pengenalan situs NCBI oleh Dr Fitri Indriani; 12) DNA barcoding dengan Dr. Hassyati Shabrina; 13) monitoring kenekaragaman hayati yang meliputi teknik sampling, pembuatan herbarium, identifikasi spesies/PlantSnap oleh Fifi Gus Dwiyanti, PhD.
Keragaman genetik merupakan variasi gen dalam satu spesies baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografis maupun di antara individu-individu dalam satu populasi. Adanya keanekaragaman morfologi erat kaitannya dengan keanekaragaman genetik. Salah satu aplikasi biologi molekuler adalah DNA barcoding. DNA barcoding adalah teknik untuk mengkarakterisasi spesies suatu organisme dengan menggunakan sekuen pendek dari bagian DNA.
Pada saat ini, lemahnya akurasi proses identifikasi jenis dapat diatasi dengan metode DNA barcode. Metode ini telah teruji berhasil pada banyak kasus yang membutuhkan hasil identifikasi secara cepat dan dapat diandalkan. Metode berbasis DNA merupakan metode dengan hasil akurat dan mulai banyak dimanfaatkan karena mudah dalam menerapkannya dan bersifat lebih stabil. Di samping itu, DNA juga menyimpan lebih banyak informasi genetik dari suatu jenis makhluk hidup. DNA barcoding menjadi salah satu alternatif pelengkap yang dapat memperkuat identifikasi berdasarkan morfologi secara cepat dan akurat.
Bimbingan teknis ini diikuti secara aktif oleh 485 peserta yang terdiri dari guru SMK dan SMA serta mahasiswa dari sebagian besar provinsi di Indonesia yaitu Aceh (14 orang), Sumatera Utara (10 orang), Sumatera Barat (3 orang), Riau (5 orang), Kepulauan Riau (2 orang), Jambi (5 orang), Kepulauan Bangka Belitung (4 orang), Bengkulu (14 orang), Lampung (7 orang), Sumatera Selatan (5 orang), Banten (17 orang ), DKI Jakarta (18 orang), Jawa Barat (81 orang), Jawa Tengah (73 orang), DI Yogyakarta (7 orang), Jawa Timur (162 orang), Bali (3 orang), Nusa Tenggara Barat (8 orang), Nusa Tenggara Timur (3 orang), Kalimantan Utara (2 orang), Kalimantan Tengah (6 orang), Kalimantan Barat (6 orang), Kalimantan Selatan (6 orang), Sulawesi Utara (5 orang), Gorontalo (1 orang), Sulawesi Tengah (4 orang), Sulawesi Barat (2 orang), Sulawesi Selatan (8 orang), Sulawesi Tenggara (2 orang), Maluku (1 orang), dan Papua Barat (1 orang).
Para peserta menjalani tes sebelum dan sesudah bimbingan tes. Tes ini bertujuan untuk mendapatkan informasi pengetahuan peserta tentang topik bimbingan teknis sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan teknis. Evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis juga dilakukan untuk mengakses pendapat peserta atas acara tersebut.