READ.ID – Komisi I DPRD Gorontalo Utara, menerima adanya keluhan petani jagung Desa Bubode, Kecamatan Tomilito yang resah terhadap harga jual hasil panen.
Wakil Ketua Komisi I, Matran Lasunte mengatakan dengan harga jual hasil panen yang tidak dapat menutupi biaya produksi tersebut dianggap sebagai ancaman bagi para petani jagung.
“Bagi mereka ini ancaman, karena harus membayar biaya produksi yang terhutang. Sementara di angka normal saja dengan angka harga penjualan yang terkadang dibawah 3000 per kilo. Di tingkat petani ini tidak bisa menutupi,” ujar Matran.
Kata Matran, para petani jagung mengaku hitungan hasil panen tidak sesuai ekspektasi. Misalnya di satu hektare itu dengan perhitungan bisa sampai tujuh atau delapan ton per hektare.
“Ini ternyata hasilnya hanya sampai empat, lima hektare. Jadi secara umum hasil pertanian berkurang sementara harganya juga anjlok,” terangnya.
Untuk itu, Matran menuturkan pihaknya akan berupaya menyiapkan sebuah skema semacam landasan hukum yang bisa digunakan dalam menangani anjloknya harga jagung. Misalnya lewat subsidi.
“Kita tau sekarang ini kan ada dapat subsidi dari benih sama pupuk. Masih ada lagi yang lain kayak obat-obatan atau subsidi harga,” jelasnya.
Tentu sebagai langkah awal yang dilakukan DPRD bersama eksekutif harus menyiapkan satu landasan hukum minimal dalam bentuk peraturan daerah.