READ.ID – Unjuk rasa oleh masyarakat Bone Raya terhadap keberadaan Perusahaan Tambang Emas PT Gorontalo Minerals (GM) di Kabupaten Bone Bolango berakhir ricuh.
Dari rekaman video yang bereadar sejumlah pengunjuk rasa bentrok dengan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi milik PT Gorontalo Minerals.
Belum diketahui pasti penyebab terjadinya bentrok antara pengunjuk rasa dengan kepolisian, namun aksi saling lempar pun terjadi.
Dari gambar yang beredar tampak sejumlah anggota kepolisian mengalami luka-luka.
Massa aksi mendesak agar PT Gorontalo Minerals segera angkat kaki dari Kabupaten Bone Bolango, Selain tidak memiliki dampak positif bagi masyarakat, keberadaan PT Gorontalo Minerals juga diangap telah mengakibatkan sejumlah bencana di Bone Bolango.
Rilis yang diterima redaksi Read.id, Beberapa rangkaian peristiwa banjir dan tanah longsor yang diduga kuat akibat dari aktivitas tambang emas PT Gorontalo Minerals, diantaranya
1. Tahun 2011 ada 6 desa di kecamatan bone raya dan bone di terjang banjir bandang dan tanah longsor. puluhan rumah rusak parah, 2 warga tewas terseret arus air dan ratusan warga mengungsi.
2. Pada tahun 2013 di kecamatan bone Pantai dan bulawa di terjang banjir dan tanah longsor.1 keluarga berjumlah 3 orang tewas tertimbun longsor di desa uabanga.
3. Pada tanggal 11 juni tahun 2020 sore hari bone bolango di guyur hujan, air sungai bone meluap dan ribuan warga di bantaran sungai bone dan hulu suwawa sampai hilir kota Gorontalo tergenang banjir puluhan rumah hanyut. Kurang lebih 15.083 warga terdampak serta jembatan gantung di desa molintogupo kecamatan suwawa kabupaten bone bolango sepanjang 120 M hanyut terbawa banjir bandang.
4. Pada tanggal 3 Juli tahun 2020 Gorontalo kembali di terjang banjir bandang, jembatan di desa tulabolo kecamatan suwawa timur ambruk, sesuai data badan penanggulangan bencana provinsi Gorontalo sekitar 31.679 warga terdampak.
5. Pada tanggal 7 September 2020 banjir bandang menghantam 7 desa di kecamatan bulawa 6 rumah hanyut 73 rumah rusak berat 41 rusak ringan 1.500 warga mengungsi. Sementara di hari yang sama di kecamatan bone raya terjadi longsor 4 orang warga desa bunga tewas 3 di temukan jasadnya 1 tidak di temukan lagi.
6. Pada bulan Agustus tahun 2020 kecamatan bone dan boneraya di terjang banjir dan tanah longsor, 8.233 warga atau 2.335 KK terdampak dan mengungsi, jembatan tombulato nyaris putus 1 puskesmas hanyut dan 1 bangunan sekolah ambruk dan menyisakan 20% ukuran bangunan yang berdiri sementara di kecamatan bone 2 rumah hanyut dan puluhan rumah rusak berat.
Dari sekian banyak bencana yang terjadi PT GM seolah merasa tidak bersalah dan bahkan tidak pernah membantu pemerintah daerah maupun warga korban bencana banjir, baik itu dalam rangka membantu evakuasi bantuan sandang pangan apalagi bantuan perbaikan infrastruktur publik yang rusak dan rumah- rumah warga yang hanyut maupun yg rusak berat.