REAID.ID – Yang memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 harus menjadi pemimpin untuk semua kelompok dan golongan.
Mereka harus menjadi bagian dari barisan pemimpin pada lingkupnya masing-masing.
“Alhamdulillah, di tengah pandemi yang kita hadapi, Pilkada 2020 bisa bisa berjalan lancar,” ungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta dalam keterangan pers yang diterima, Read.id, Kamis (10/12).
Seperti diketahui, 270 daerah terdiri dari sembilan provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten menggelar Pilkada, Rabu (9/12). Pilkada tahun ini berbeda dengan sebelumnya, karena digelar dalam suasana pandemi Covid-19 s
Sehingga pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan ketat agar tidak menjadi klaster baru penyebaran wabah pandemi virus Corona (Covid-19).
Pada pesta demokrasi kali ini, Partai pimpinan Anis itu menggelar Siaran Langsung Pilkada 2020 dari Studio Gelora Indonesia. Live Report bisa disaksikan secara live di akun media sosial Partai Gelora di Facebook, YouTube dan Instagram @partaigeloraid.
Partai Gelora berpartisipasi di 205 dari 270 Pilkada atau sekitar 75,9 persen. Dukungan 205 Pilkada itu tersebar di pemilihan kepala daerah tingkat gubernur, bupati dan walikota.
Dikatakan, Pilkada adalah kompetisi masyarakat sipil yang beradab. Setelah kompetisi selesai, semua harus berkolaborasi memajukan daerah dan Indonesia.
“Saya menaruh respek besar kepada semua kandidat. Mereka telah bersiap mengambil tanggung jawab besar, yakni memimpin di masa krisis,” kata Anis.
Dikatakan, para pemimpin hasil pilkada kali ini bakal menghadapi kontradiksi antara harapan masyarakat yang memuncak dengan keterbatasan sumber daya, terutama anggaran, akibat tekanan krisis ekonomi.
Mereka juga harus menghadapi masyarakat yang letih, resah dan kehabisan stamina untuk menghadapi krisis.
“Inilah ujian, terutama pemimpin daerah yang berhadapan langsung dengan rakyat.
Saya prihatin karena menjelang hari pencoblosan terjadi insiden antara Polri dan Forum Pembela Islam (FPI). Sebagai negara hukum, tentu fakta-fakta harus diungkap dan hukum harus ditegakkan,” kata politisi senior ini.
Untuk itu, Anis kembali menyerukan adanya rekonsiliasi nasional antara Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab dengan Pemerintah untuk mengakhiri pembelahan di masyarakat buntut dari peristiwa politik sebelumnya. Jika tidak segera diakhiri, pembelahan bakal terus berlanjut dan hanya membuang energi secara percuma.
“Saya menyerukan kembali pentingnya rekonsiliasi Pemerintah dan elemen-elemen masyarakat. Kita tengah menghadapi tantangan besar dan butuh semua energi yang kita punya mengatasinya,” kata Wakil Ketua DPR RI 2009-2014 ini.
Rekonsiliasi ini menjadi pijakan bersama melangkah ke masa depan. Karena itu, terpilihnya pemimpin-pemimpin daerah hasil pilkada 2020 harus menjadi konsolidasi besar agar pemerintahan dapat hadir lebih efektif lagi.
“Mari kita berdoa semoga Allah melindungi bangsa Indonesia dan memberi kekuatan serta petunjuk untuk mengatasi krisis ini,” demikian Muhammad Anis Matta.(akhir tanjung)