READ.ID – Dalam rangka mengantisipasi potensi radikalisme di kalangan pelajar, UNG dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Gorontalo menjalin kerja sama.
Kerja sama dari pihak Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo itu dalam hal pengembangan kurikulum yang moderat dan anti radikalisme.
Perjanjian kerja sama tersebut, ditandatangani Rektor UNG Eduart Wolok dan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo, yang berlangsung di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Gorontalo, Kamis (18/2/2021).
Eduart mengatakan pada semua tingkatan lembaga pendidikan baik itu sekolah maupun perguruan tinggi, tidak boleh berkembang virus radikalisme.
Sehingganya, menurut Eduart, sangat dibutuhkan kolaborasi dan sinergitas antar lembaga, agar bisa menguatkan persaudaraan, dan toleransi.
“UNG sementara mengembangkan model Desa Pancasila sebagai model pengelolaan keberagaman dan reproduksi nilai pancasila di kalangan desa,” beber Eduart.
Agenda itu kata Eduart, adalah praktik pembumian nilai-nilai pancasila di unit terkecil negara.
“Kami berharap agar kerja sama ini bisa lebih menambah kekuatan untuk menangkal radikalisme. Apalagi ada data survey Alvara yang menyebut sekitar 23 % pelajar yang terpapar paham radikal,” pintanya.
Lebih lanjut Eduart mengatakan model Desa Pancasila akan dikembangkan dan disisipkan pada muatan kurikulum yang diberdayakan.
“Anak didik kita memiliki bekal untuk dapat melihat Indonesia yang bhinneka tunggal ika sebagai satu kesatuan tanpa perlu menghilangkan jati diri kita”, ungkapnya.
Sementara itu, Alasan kedua lembaga ini untuk menjalin kerja sama yaitu, terkait data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), yang menyebut Gorontalo berada pada peringkat lima besar, daerah berpotensi berkembangnya radikalisme.
(SAS/RL/Read)