READ.ID – Cuaca buruk yang saat ini melanda Provinsi Gorontalo mulai “makan” korban jiwa pada awal tahun 2020. Seperti yang dialami Abdul Karim Ahmad (40), warga desa Dataran Hijau, Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, hilang terseret arus sungai pada Kamis (02/02).
Kejadian bermula sekitar pukul 21.00 Wita, korban saat itu memindahkan ternaknya dengan menyeberangi sungai Olama. Arus sungai yang deras akibat intensitas hujan tinggi, membuat Abdul tidak mampu bertahan hingga menyebabkan dia hanyut.
Kejadian tersebut sempat disaksikan oleh warga sekitar bahwa, korban ingin menyeberangi sungai tapi langsung dibawa arus sungai dan menghilang. Kemudian warga langsung melaporkannnya kepada pihak BPBD maupun Basarnas Gorontalo.
“Korban sedang memindahkan ternaknya menyeberangi sungai, tapi curah hujan yang sangat tinggi dan ditambah arus sungai yang sangat deras membuat dia hanyut,” ujar Kepala Seksi Sumber Daya basarnas Gorontalo, Muhammad Rizal, saat dikonfirmasi, Jumat (03/02).
Tim SAR yang diturunkan dan dibantu warga saat ini masih melakukan pencarian terhadap korban.
“Tim kami turun dengan peralatan yang lengkap, semoga saja kami bisa menemukan korban secepatnya,” katanya.
Hal serupa juga terjadi pada Ismail Joe (18), warga desa Monano Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara, tenggelam di pantai Tolitehuyu. Ia ditemukan petugas dalam kondisi meninggal dunia.
Sebelumnya pada Rabu (01/01), Ismail saat itu berenang di Pantai Tolitehuyu Gorontalo Utara, tapi tiba-tiba korban terseret gelombang tinggi dan hilang. Keluarga yang juga berenang bersamanya panik dan sempat mencari korban, tapi tidak ditemukan.
Pihak keluarga pun melaporkannya ke pihak Basarnas Gorontalo, hingga akhirnya korban ditemukan di pantai Monano pada Kamis (02/01) sekitar pukul 16.00 Wita.
Adanya rentetan peristiwa akibat cuaca buruk saat ini, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo menghimbau warga agar waspada.
Kasie Datin Stamet Djalaluddin BMKG Gorontalo, Wahyu Guru Imantoko menyampaikan, akumulasi curah hujan hungga bulan Februari lebih tinggi dibanding bulan desember 2019 dan anginnya juga perlu diwaspadai karena berpotensi angin kencang.
“Bagi masyarakat yang beraktifitas baik di darat maupun laut agar lebih berhati-hati. Pada bulan januari sampai Februari ini akan meningkat volume angin, yang berakibat pada meningkatnya gelombang pasang,” ungkap Wahyu.
Ia menjelaskan, potensi hujan sedang hingga lebat dominan akan terjadi pada tiga hari kedepan dan Gelombang di perairan sebelah utara Gorontalo, bisa mencapai satu sampai dua meter.
“Untuk masyarakat yang beraktifitas di perairan agar lebih waspada, karena untuk tiga hari kedepan, perairan Utara Gorontalo ketinggian gelombang di prediksi sampai dua meter. Begitu juga perairan sebelah Selatan relatif lebih rendah, berkisar antar 0,25-0,75 M,” tandas Wahyu. (Fadil/Read.id)