READ.ID – Badan stasiun Geofisika BMKG Gorontalo bersama mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo melakukan pengamatan fenomena gerhana bulan yang digelar di halaman kampus setempat, Rabu (26/5/2021).
Kepala stasiun Geofisika BMKG Gorontalo Gandamana Matondang mengungkapkan Fenomena Gerhana Bulan Total kali ini merupakan hal yang sangat spesial karena terjadi 195 tahun sekali.
Gerhana bulan nampak dapat dilihat dari daerah Gorontalo. Beberapa wilayah lainnya juga, warga bisa menyaksikan fenomena tersebut. Lamanya durasi GBT Gerhana Bulan Total) ini 18 menit 44 detik.
Gerhana bulan total ini disebut sebagai Super Blood Moon atau Bulan Merah Super karena penampilannya bakal tampak merah. Warna tersebut berasal dari pembiasan cahaya matahari oleh lapisan atmosfer bumi.
“Fase (P1) Awal Gerhana Bulan mulai untuk daerah Gorontalo terlihat sejak pukul 16.46 wita dan berakhir pada pukul 21.51 Wita,” tutur Gandamana Matondang.
Gerhana Bulan Total ini, kata dia, adalah fenomena alam dan merupakan mukjizat dari Tuhan. Pihaknya mengajak kepada semua pihak untuk mensyukuri karena adanya kejadian tersebut.
Gandamana mengatakan, dampak dari adanya Fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) adalah naiknya air laut.
Namun demikian, ia memastikan hal itu tidak akan berakibat banjir. Apalagi saat fenomena Super Blood Moon ini cuaca di seputaran wilayah Gorontalo cerah dan tidak ada tanda-tanda berawan.
Dirinya kembali menyatakan adanya air pasang ini sama sekali tidak membahayakan warga. Mengingat hal itu adalah hal yang biasa dan sesuai dengan fenomena alam saja.
“Itu hanya pengaruh gravitasi saja. Itu dalam ilmu astronomi begitu. Jadi, tidak apa-apa” tuturnya.
(Wahyono/Aden/Read)