READ.ID – Ada dua jaringan narkotika internasional yang paling banyak diungkap di Indonesia yakni jaringan narkotika yang berasal dari golden crescent dan golden triangle. Hal tersebut disampaikan Kepala BNN RI Komjen. Pol. Prof. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M., di Denpasar.
“Golden triangle (segitiga emas) merupakan sebutan untuk penjualan opium atau jaringan narkotika yang beroperasi di Myanmar, Thailand dan Laos. Sementara, golden crescent atau bulan sabit emas merupakan istilah untuk menyebut wilayah penghasil opium terbesar di dunia yang meliputi Iran, Afganistan, dan Pakistan,” jelas Kepala BNN.
Kepala BNN juga mengatakan bahwa tingkat penggunaan narkotika di kalangan mahasiswa di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2021. Hasil prevalensi dari sebelum 2019 itu 1,1 persen. Kemudian sesudah 2021 itu 1,38 persen pelajar dan mahasiswa menggunakan narkotika di Indonesia.
“Dari seluruh jenis narkotika yang ada di dunia sebanyak 1.212, sebanyak 92 jenisnya sudah beredar di Indonesia. Apalagi sekarang muncul narkoba jenis baru NPS (new psychoactive substances) yang salah satunya di Bali itu tembakau gorila,” jelasnya.
Komjen. Pol. Prof. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose mengungkapkan perkembangan narkoba-narkoba yang sudah bergeser dengan bermunculannya narkoba jenis baru hasil sintesis atau dikenal sebagai new psychoactive substances (NPS) seperti salah satunya adalah Synthetic Cannabinoids tantangan tersendiri dalam pengungkapannya.
“Narkoba jenis ini menyerupai ganja, tapi sintesis. Ini yang berkembang di masyarakat kita. Ini yang banyak beredar di masyarakat dan efeknya lebih dari pada hard drug,” ungkapnya.
Kepala BNN mengatakan bahwa BNN sebagai garda terdepan memerangi narkoba terus mengimplementasikan program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) salah satunya melalui program kampus bersinar (bersih narkoba).