Budiyanto: Keterbatasan Aloe Saboe Menyadarkan Pentingnya Pembangunan RSUD Ainun

RS Ainun Habibie Covid-19
Rumah Sakit (RS) dr. Hasri Ainun Habibie akan menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien positif Covid-19 di Gorontalo.
banner 468x60

READ.ID – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo mengatakan, kondisi keterbatasan pelayanan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Aloe Saboe kota Gorontalo menyadarkan pentingnya pengembangan pembangunan RSUD Ainun Habibie.

Keterbatasan pelayanan di RSUD Aloe Saboe ternampak saat ditunjuk sebagai satu-satunya tempat rujukan penanganan virus Corona. Sebab, RS Aloe Saboe hanya bisa menampung pasien tidak lebih dari 10 orang. Dokter spesialis baru yang tersedia hanya berjumlah dua orang.


banner 468x60

“Kondisi ini sesungguhnya kita di Pemprov Gorontalo khawatir. Rumah Sakit Aloe Saboe yang ditetapkan sebagai RS rujukan yang kita miliki, kondisinya sangat terbatas baik dari ruangan, alat kesehatan dan tenaga medis,” ucap Kepala Bapppeda Budiyanto Sidiki, Jumat (20/3).

Infrastruktur kesehatan, tenaga medis dan alat kesehatan saat ini menjadi sesuatu yang paling berharga di tengah maraknya isu virus corona di tanah air. Masyarakat Indonesia khususnya warga Gorontalo menjadi sadar betapa pentingnya penyediaan kebutuhan layanan kesehatan di daerah.

Pengembangan Rumah Sakit dr. Hj Hasri Ainun Habibie (RS Ainun) pada akhirnya disadari sangat penting untuk segera terwujud. Rumah sakit yang berdiri sejak tahun 2014 itu diharapkan bisa dikembangkan menjadi rumah sakit rujukan tipe B dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Artinya, RS tipe C itu akan semakin lengkap dalam hal ketersediaan ruangan, kecanggihan alat kesehatan, ketersediaan jumlah perawat dan dokter termasuk kualitas dan spesialisasinya.

“Tapi mohon maaf, berbagai argumentasi tentang perlunya kita punya rumah sakit skala provinsi selalu saja dimentahkan dengan berbagai argumen yang tidak rasional dan tidak proporsional dari oknum tertentu. Mungkin karena “mereka” tidak pernah mengalami kejadian ketika sakit tapi ditolak karena alasan ruangan penuh,” pungkasnya.

Pengembagan RS Ainun melalui skema KPBU sedang memasuki tahap lelang. Berdasarkan hasil hitung-hitungan konsultan dan rekomendasi aparat penegak hukum, nilai pengembangan RS Ainun ditaksir merogoh kocek Rp596 miliar. Angka itu relatif lebih kecil dari perhitungan awal sebesar Rp801 miliar. (Adv/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60
banner 728x90