READ.ID – Selain mengelola suplai ikan dengan strategi pengepul, BUMDes Onato Desa Alo juga menerapkan pendekatan yang fleksibel dalam pengadaan komoditas lain, khususnya rempah-rempah, untuk PT Gorontalo Minerals (GM). Dalam hal ini, BUMDes mengambil keputusan logis untuk mengandalkan pasar tradisional alih-alih petani langsung.
Ketua BUMDes Onato, Ranto, menjelaskan alasan di balik keputusan ini. Permintaan rempah-rempah dari PT GM datang secara harian atau mingguan dan harus dipenuhi secara konsisten.
Masalah muncul ketika permintaan harian atau mingguan tersebut tidak sesuai dengan musim panen atau siklus tanam petani lokal. Jika mengandalkan petani langsung, risiko gagal suplai atau ketidaksesuaian jumlah sangat besar.
Pasar tradisional menawarkan stok yang lebih stabil, bervariasi, dan siap pakai. Di pasar, BUMDes dapat membeli rempah-rempah dalam jumlah kecil sesuai kebutuhan harian perusahaan, tanpa terikat pada volume panen petani. Bahkan, jika stok di pasar tradisional tidak tersedia, BUMDes tetap memastikan suplai dengan membelinya di warung-warung milik warga sekitar.
Keputusan ini juga terkait dengan keterbatasan modal awal BUMDes yang hanya Rp 16 juta saat memulai kerja sama. Membeli dalam jumlah besar dari petani langsung (seringkali terjadi saat panen) akan menguras cash flow BUMDes.
Membeli di pasar secara harian lebih sesuai dengan strategi keuangan BUMDes yang menunggu pencairan dana dari GM yang bisa memakan waktu hingga satu bulan.
Meskipun tidak membeli langsung dari petani, strategi ini tetap memberikan kontribusi kepada ekonomi lokal. Dengan membeli di pasar tradisional dan warung-warung sekitar, BUMDes Onato memastikan uang perusahaan tambang tetap beredar di tingkat pedagang lokal, mendukung keberlanjutan usaha kecil dan menengah (UKM) di Bone Bolango.
PT GM memberikan list kebutuhan setiap minggu, tetapi BUMDes Onato menyediakannya secara harian sesuai permintaan. Kebutuhan harian ini menuntut kecepatan pengadaan. Pasar tradisional, dengan lokasinya yang mudah diakses, memungkinkan BUMDes untuk mendapatkan rempah-rempah dalam waktu singkat, menjaga efisiensi dan konsistensi suplai harian.
Strategi rempah-rempah ini berbeda dengan strategi suplai ikan yang melibatkan pengepul besar. Perbedaan ini menunjukkan adaptabilitas BUMDes Onato. Untuk rempah-rempah, mereka memanfaatkan jaringan ritel (pasar/warung), sementara untuk ikan, mereka memanfaatkan jaringan wholesaler (penampung) untuk mengatasi isu modal besar dan penyortiran.
Kecerdasan dalam manajemen rantai pasok ini memastikan bahwa semua kebutuhan logitik untuk karyawan PT GM terpenuhi, menjaga kontrak tetap berjalan, dan pada akhirnya menghasilkan total keuntungan tahunan mencapai Rp 80 juta.
Sebagian dari keuntungan ini disetor sebagai PAD sebesar Rp 20 juta ke Desa Alo, membuktikan bahwa efisiensi operasional sangat menentukan kesuksesan finansial BUMDes.
Didi Atmoko, Manajer Eksternal PT Gorontalo Minerals memandang strategi ini sebagai penguatan ekonomi kerakyatan. “Strategi BUMDes membeli dari pasar dan warung lokal untuk rempah-rempah sangat kami dukung. Ini menegaskan bahwa kehadiran GM turut mendongkrak perputaran uang di sektor informal dan tradisional Bone Bolango. Kami bangga melihat dana yang kami keluarkan untuk logistik dapat memberdayakan tidak hanya BUMDes, tapi juga pedagang kecil di tingkat pasar.”