READ.ID– Tokoh pers Indonesia, Dahlan Iskan mengatakan, partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dapat mengambil peran untuk menyiapkan para pemimpin yang populer dan berkualitas guna memimpin Indonesia masa mendatang.
Soalnya, saat ini pemimpin Indonesia terpilih hanyalah paling populer di masyarakat, bukan yang berkualitas.
Hal itu harus terus diupayakan hingga ditemukan seorang pemimpin yang berkualitas dan populer di kalangan masyarakat.
Partai Gelora Indonesia perlu membuat roadmap (peta jalan) pemimpin berkualitas dan populer.
“Poin paling penting yang harus ada di dalam diri seorang pemimpin adalah kemampuan dia dalam memajukan negara ini. Partai Gelora tidak mempunyai beban apapun. Ya, mulailah menerobos, menyiapkan para pemimpin,” kata Dahlan Iskan.
Hal itu diungkapkan Dahlan yang juga anggota Kabinet Indoneis Bersatu (KIB) jilid II pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam ‘Orientasi Kepemimpinan (OKE) API Gelora dengan tema ‘Membangun Kepemimpinan Indonesia Maju di Tengah Krisis Global’ yang gelar Partai Gelora Indonesia akhir pekan ini.
Keberadaan Akademi Pemimpin Indonesia (API), kata Dahlan, bisa menjadi alat bagi Partai Gelora Indonesia untuk menyiapkan pemimpin berkualitas dan populer, misalkan menjaring 100 tokoh dari berbagai daerah dengan berbagai latar dan track recordnya.
“Dari jumlah itu diseleksi menjadi 15 orang dan track recordnya harus baik. Saya yakin Partai Gelora bisa, karena memilliki kemampuan kerja-kerja tehnokrat dan bisa menyiapkan pemimpin secara terukur dan target-targetnya. Tinggal nanti mempopulerkan calon yang berkualitas itu,” kata Dahlan Iskan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era Pemerintahan SBY tersebut menyampaikan kegelisahannya terkait calon pemimpin Indonesia ke depan, apabila sistem pemilu masih seperti sekarang. Bagi Dahlan, masyarakat cenderung melihat kepopulerannya saja.
“Saya belum melihat indikasi bahwa tidak ada jaminan yang terpilih adalah yang berkualitas. Tetap saja yang terpilih yang populer, disenangi rakyat. Padahal yang disenangi belum tentu berkualitas. Tentu yang belum populer bisa nangis,” terang papar dia.
Dahlan mengungkapkan, kegelisahan dirinya juga dialami Presiden SBY, bahwa pemimpin setelah dirinya belum tentu berkualitas dan populer. “Pak SBY juga gelisah siapa pengganti dirinya, mampu saja tidak cukup karena akan tidak disukai masyarakat,” kata dia.
Dahlan yang dipercaya sebagai Direktur PLN sebelum ditugaskan SBY memimpin BUMN meyebut, di balik partai Gelora Indonesia ada orang-orang yang mampu dan berkualitas. Namun, orang berkualitas ini cenderung sulit populer karena dianggap terlalu serius.
Itu terbukti banyak pejabat di negara ini yang terpilih karena kepopuleran sehingga menurut Dahlan, kualitas dan kemampuan seseorang tidak lagi menjadi prioritas yang harus dimiliki oleh para pejabat atau calon pemimpin Indonesia.
“Mengandalkan kemampuan saja tidak akan terpilih. Dan, ini sudah terbukti sekarang, orang-orang yang populer banyak yang terpilih. Yang mampu ini biasanya sulit populer karena terlalu serius. Sementara yang populer tidak serius. Kalau semakin serius, tidak terlalu disukai,” kata dia.
Namun, bagi Dahlan keberadaan Partai Gelora tetap menjadi harapan buat Indonesia untuk melahirkan pemimpin tak hanya sekedar berkualitas saja, tetapi juga populer. Kerja-kerja selanjutnya adalah mempopulerkan pemimpin berkualitas tersebut.
Dikatakan, partai Gelora Indonesia harus berani melakukan terobosan membuat roadmap pemimpin Indonesia 4, 9 tahun 11 tahun dan seterusnya. Hal ini Ini agar ditemukan pemimpin yang mampu sekaligus populer dan mereka tidak kalah suara dari calon pemimpin yang semata hanya mengandalkan kepopuleran seperti yang terjadi sekarang.
Ditambahkan, upaya yang dilakukan Partai Gelora dalam menyiapkan pemimpin melalui API perlu mendapatkan dukungan semua pihak, seluruh komponen bangsa.
Sebab, sistem demokrasi yang sudah terbangun saat ini tidak mungkin dikembalikan lagi ke sistem kediktatoran seperti era Orde Baru.
Yang perlu diperbaiki saat ini adalah masalah penegakan hukum, jangan dijadikan penguasa alat untuk berkuasa.
“Diktator itu tidak ada yang baik kecuali di China dan Singapura. China karena sistemnya, Singapura karena orangnya. Nah kalau saya, demokrasi harus tetap berjalan, tapi dibarengin dengan penegakan hukum yang jelas,” demikian Dahlan Iskan.
Ya, partai Gelora Indonesia sedang menyiapkan pemimpin Indonesia ke depan dan membangun narasi Indonesia menjadi lima besar kekuatan dunia melalui API.
Partai Gelora Indonesia juga secara masif melakukan koordinasi kepada seluruh komponen anak bangsa dengan membentuk Akademi Manusia Indonesia (AMI).
AMI ini sifatnya membentuk diri dan kepribadian jati diri Indonesia.
Dengan keberadaan AMI dan API tersebut, mimpi Indonesia menjadi kekuatan kelima dunia sejajar bersama Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China bisa terwujud. (Akhir Tanjung)