Dampak Larangan Mudik, 4 Truk Pengangkut Elpiji Tertahan di Perbatasan Gorontalo Sulteng

Gorontalo Mudik

READ.ID – Dampak larangan mudik yang mulai berlaku sejak 6 Mei sampai 17 Mei 2021, empat truk pengangkut tabung gas Elpiji tertahan di perbatasan Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (07/5/2021).

Salah satu sopir truk Elpiji, Uciha Rusli saat diwawancarai Read.id menjelaskan, mereka ditahan petugas posko peniadaan mudik di Tolinggula. Saat itu hendak dalam perjalanan dari Gorontalo untuk menyalurkan tabung gas 3 kg bersubsidi kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Buol.

“Sejak sekitar pukul setengah tujuh pagi (06.30 wita) hingga jam sekarang, kami tertahan. Ada empat truk, dimana ada empat sopir dan satu helper. Kami dari dua agen asal Buol, ditugaskan mengisi tabung gas di Gorontalo, dan akan kembali ke Buol lagi. Tapi sekarang tidak bisa lewat,” ucap Uciha saat dikonfirmasi lewat telepon seluler.

Saat ditanya alasan mereka ditahan, Uciha mengaku karena tidak bisa menunjukan surat hasil rapid test non reaktif.

Namun ia mempertanyakan soal mereka saat memasuki perbatasan pada tanggal 6 Mei kemarin, dimana petugas awalnya mengizinkan para sopir tesebut melewati perbatasan tanpa ditanyai surat rapid test.

“Awalnya kami bisa masuk Gorontalo, tapi setelah hari ini akan balik ke Buol, kami kaget tidak bisa lewati perbatasan, kan bukan tujuan mudik. Seharusnya diberi kebijakan karena membawa kebutuhan warga, dan ada 2.520 tabung gas yang dibawa untuk secepatnya disalurkan,” tutur pria asal warga Buol tersebut.

Lanjut Uciha, petugas memberikan solusi agar mereka segera melakukan Rapid test di Puskesmas Tolinggula, agar bisa melewati perbatasan jika itu pun hasilnya non reaktif.

“Biaya rapid itu dua ratus lima puluh ribu per orang, kami ada lima orang. Sementara uang jalan, tinggal untuk makan pulang. Kami juga sudah telepon perusahaan, nantinya akan dibayar, tapi uangnya ngirimnya gimana,” ucapnya.

“Kalau harus menunggu teman-teman kerja kami yang akan berangkat hari ini dari Buol, berarti besok baru kami bisa rapid. Sementara masyarakat butuh gas, dan kami tidak bisa terlambat dalam penyaluran gas,” tandasnya.

(Wahyono/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version