READ.ID.BLITAR – Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2021 di Kota Blitar pada bidang kesehatan berjalan sesuai aturan dan tepat sasaran.
Dimana anggaran yang didapat 25 persen dari 29 miliar lebih itu untuk Fasilitas Umum (Fasum) kesehatan, baik oleh puskesmas, rumah sakit, serta untuk mengelola iuran BPJS kesehatan warga dan persiapan penanganan Covid-19 jika suatu saat terjadi out break (ledakan kasus).
“Untuk anggaran DBHCHT, Dinas Kesehatan Kota Blitar kita pergunakan untuk membeli barang habis pakai. Hal ini sangat membantu di masa pandemi Covid-19 dengan alat medis yang kita miliki,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, dr. Dharma Setiawan saat dimintai keterangannya, Jumat (26/11/2021) di kantornya Jalan Sudanco Supriadi No.15 Kecamatan, Sananwetan, Kota Blitar.
“Selain itu, dana tersebut juga dipergunakan untuk mengcover iuran program BPJS Kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu dan belum mendapatkan program ini. Disini hampir separuh masyarakat kota Blitar yang mendapatkan program tersebut,” imbuhnya.
Lanjutnya, meskipun Kota Blitar berada di Level 1, masyarakat diminta tetap waspada.
Sedangkan anggaran DBHCHT tahun depan juga dipersiapkan untuk penanggulangan secara maksimal apabila sewaktu-waktu terjadi ledakan kasus Covid-19.
Kemudian ia berharap, di tahun depan mendapat anggaran yang lebih.
Pasalnya, Dinkes Kota Blitar berencana untuk membeli peralatan medis lainya untuk mem-backup penanganan penyebaran Covid-19 yang memerlukan anggaran cukup banyak.
Sehingga anggaran reguler bisa dipergunakan untuk keperluan sarana lainya tanpa dibayang-bayangi adanya refocusing seperti di tahun-tahun sebelumnya.
“Penanganan penyebaran Covid-19 memerlukan anggaran cukup besar, baik untuk sarana medis maupun anggaran penanganan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk itu, kita perlu porsi anggaran lebih agar dapat membantu pelayanan kesehatan di Kota Blitar semakin baik,” ucapnya.
“Disamping itu, walaupun saat ini Kota Blitar sudah masuk level 1, kewaspadaan terhadap gelombang 3 dengan varian baru harus tetap kita waspadai,” tandas dr Dharma.
(adv/didik)