READ.ID – Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo kembangkan program revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui kerjasama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya dan PT Panasonic.
Kepala Dinas Dikbudpora Yosef P Koton mengatakan, program ini merupakan upaya peningkatan keterserapan lulusan SMK pada dunia usaha maupun Industri. Hal itu bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran di Provinsi Gorontalo, khususnya lulusan SMK.
Yosef menjelaskan, penyelenggaraan pendidikan ritel bagi Siswa SMK Se-Provinsi Gorontalo dimaksudkan agar pembelajaran yang didapatkan oleh siswa di sekolah sudah selaras dengan praktikum di dunia usaha dan industri.
“Selama ini kurikulum pendidikan SMK masih kurang spesifik. Sehingga perusahaan masih harus memberikan pelatihan lagi bagi lulusan SMK. Padahal lulusan SMK seharusnya merupakan tenaga kerja yang kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,” ujar Yosef Koton usai melakukan MoU bersama PT Sumber Alfaria Trijaya dan PT Panasonic, Sabtu (07/3).
Sebagai perusahaan yang hadir di tengah masyarakat, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) menjalankan program tanggung jawab sosial berkelanjutan, salah satunya melalui program pendidikan ritel bagi SMK yang memiliki jurusan bisnis atau manajemen pemasaran.
Sementara itu, kerjasama bersama PT Panasonic Manufacturing Indonesia terkait peningkatan mutu Sumber Daya Manusia SMK melalui Praktik Kerja Lapangan, Magang Industri, dan Program Latih Kerja Industri.
“Perusahaan melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan ritel, memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar dan siswa. Praktik Kerja Industri maupun pada saat Magang Industri ini merupakan amanat Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2016 tentang pengembangan Revitalisasi SMK,” tutur Yosef.
Ditempat yng sama, Kepala Seksi Kurikulum SMK Linda Gani menuturkan, program ini bisa menjadi solusi yang menguntungkan bagi semua pihak.
“Di satu sisi, kami mendapatkan keselarasan program pendidikan dengan kebutuhan industri ritel melalui transfer knowledge dan praktik pembelajaran yang komprehensif. Disisi lain, Alfamart dan Panasonic mendapat tenaga kerja yang kompeten dan mampu menjawab kebutuhan perusahaan,” tutup Linda. (Adv/RL/Read)