READ.ID – Pemerintah Daerah Gorontalo Utara (Gorut), melalui pihak Dinas Pendidikan (Disdik) mempersiapkan beberapa alternatif jika pembelajaran tatap muka (PTM) mulai dilakukan, khususnya para siswa yang belum divaksin baik tingkat SD maupun SMP.
Kepala Dinas Pendidikan Gorut, Irwan Abudi Usman mengatakan, pihaknya memastikan tidak ada pemaksaan bagi siswa di daerah itu untuk wajib divaksin. Artinya semua siswa diberi hak yang sama untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
“Bagi siswa yang telah divaksin dan belum, pelayanannya tetap sama, tidak ada diskriminasi. Maka konsep yang bisa dilakukan, bentuknya hybrid. Boleh dilaksanakan secara during, dan luring atau tatap muka, jadi seperti itu,” ujar Irwan.
Pada dasarnya, Irwan menjelaskan model pembelajaran yang kemudian diterapkan, menyiapkan dua alternatif yakni secara during murni dan ada ruangan khusus untuk siswa yang belum divaksin.
“Itu dilakukan untuk menjaga keselamatan mereka yang divaksin dan belum. Karena potensi yang cepat menular itu berada pada seseorang termasuk siswa yang daya imunya itu lemah,” terangnya.
Irwan menyebut, strategi ini sementara dikembangkan pihaknya agar supaya tidak ada diskriminasi antara siswa yang divaksin maupun belum. Maka pelayanan belajarnya dan materinya yang sama tetapi ruangannya berbeda.
“Nah guru itu nanti yang bekerja ekstra. dimana konsep PTM terbatas dengan mempertimbangkan penularan Covid-19 itu tidak bisa kita normatif 8 jam pertemuan per-hari, tidak bisa. Dia hanya minimal 4 jam. Artinya ini untuk peluang pembagian terhadap yang divaksin dan belum,” jelasnya.
Namun demikian, Irwan mengaku untuk saat ini, pihaknya belum mengembangkan PTM, karena secara administrasi panduan teknisnya belum ada, mengingat masih melihat status penularan Covid-19 dengan masuknya varian omicron.
“Ini yang kita pertimbangkan. Karena kualitas pendidikan kita tetap harus dijaga, tapi kesehatan para siswa juga harus selamatkan, tidak bisa ada ketimpangan antara dua hal tersebut,” tukasnya.