READ.ID– Di tengah ancaman resesi ekonomi dunia yang dipicu oleh pandemi COVID-19, Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menyelengarakan dialog pengembangan potensi UMKM daerah dengan pihak Jepang di Yogyakarta hari ini, Jum’at (28/8/2020)
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Y. M. Ishii Masafumi dan perwakilan JETRO (Japan External Trade Organization) Mr. Keishi Suzuki secara virtual, sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta dan stakeholder UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) hadir bersama Wakil Ketua DPD RI, Dr. Mahyudin, ST., MM., dan anggota BKSP DPD RI dari berbagai daerah.
“UMKM mendapat dampak negatif pada masa resesi dan krisis ekonomi, akan ada yang tutup atau mengurangi operasi. Jadi, kita perlu melakukan antisipasi lebih awal untuk mengurangi guncangan-guncangan lesunya pasar dan pasokan barang untuk produksi,” kata Gusti Farid Hasan Aman, Ketua BKSP DPD RI.
Dalam paparannya, Pemprov DIY menyampaikan 5 produk unggulan yang memiliki potensi ekspor, seperti pakaian jadi, perabotan penerangan rumah, barang rajutan, barang dari kulit serta minyak atsiri dan kosmetik wangi-wangian. Ekspor DIY kini akan lebih mudah dan lebih cepat karena Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo yang dapat menampung kargo sebesar 8.200 meter persegi kini telah beroperasi.
“Dialog ini sangat membanggakan, dunia UMKM kita perlu terus diperkuat oleh kemitraan publik dan swasta sehingga akan lebih banyak lagi produk-produk daerah yang dapat dipromosikan ke luar negeri,” kata Dr. Richard Hamonangan Pasaribu, Wakil Ketua BKSP DPD RI.
Pihak Jepang menyatakan bahwa karakteristik UMKM Jepang dan Indonesia berbeda sehingga UMKM bukan ancaman bagi pihak Indonesia. Peluang pengembangan UMKM Indonesia juga masih luas, di industri otomotif misalnya, perusahaan-perusahaan di tier 2 dan 3 masih belum sebanyak Thailand sehingga perusahaan otomotif di Indonesia masih melakukan impor.
“Produktivitas UMKM perlu diperkuat melalui pengembangan SDM yang terampil dan perbaikan teknologi untuk memproduksi barang-barang berkualitas,” kata T.B. Ridho Ali Azhari, Wakil Ketua BKSP DPD RI.
Salah satu program yang menarik perhatian peserta dalam dialog tersebut adalah program pengembangan SDM di teknologi cetakan plastik dan alumunium (mold dan dies) yang penting dalam proses pengembangan produk berkualitas.
“Kolaborasi UMKM Indonesia dan Jepang akan menghasilkan produk maupun inovasi yang lebih baik,” kata Wa Ode Rabia Al Adawia, Wakil Ketua BKSP DPD RI.
UMKM dipandang lebih cepat dalam merespon pasar yang terganggu karena ukuran yang kecil memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih fleksibel dan cepat dibanding usaha besar.
“Small is pewerful, kecil tapi lincah. UMKM perlu memikirkan cara-cara yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terganggu saat ini, sehingga dapat terus kompetitif,” kata Gusti Farid Hasan Aman dalam penutup pernyataan pers Pimpinan BKSP DPD RI.