READ.ID – DPRD Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), menjelaskan bahwa dana hibah dalam bentuk uang, namun ketika uang tersebut dibelanjakan untuk barang, maka itu dinamakan fraud atau keliru atau dalam istilah akuntansi kecurangan.
Hal tersebut disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Ridwan R. Arbie.
Menurut Ridwan, dari Bimtek yang diikuti oleh para aleg tersebut, setidaknya ada pengetahuan baru yang diperoleh yang salah satunya terkait dengan dana hiba. Ridwan menjelaskan bahwa dalam hal dana hiba ada 3 (tiga) jenis.
“Yakni hiba dalam bentuk uang, hibah dalam bentuk barang dan yang terakhir hiba dalam bentuk jasa,” ungkapnya.
Dari ketiga jenis dana hiba ini, tergantung dari permohonan yang disampaikan oleh pemohon atau calon penerima hibah, mereka bermohon untuk jenis hibah yang mana. Lebih lanjut dijelaskan oleh Ridwan bahwa khusus untuk jenis hiba dalam bentuk uang, maka itu harus hati-hati dalam penggunaannya.
“Karena jika dari awal permohonan dana hibah yang diminta dalam bentuk uang, namun ketika dimanfaatkan untuk membelikan barang, itu namanya fraud, itu kekeliruan dan itu merupakan sebuah kesalahan,” jelas Ridwan sebagaimana penjelasan yang diterimanya pada saat menerima materi.
Jika memang kalau mau minta hibahnya dalam bentuk barang kata Ridwan, maka dari awal pengajuan dana hibah dalam bentuk barang. “Jika memang dalam pemanfaatan dana hibah tersebut mau dibelikan barang, maka prosesnya itu harus mengacu pada regulasi yang ada,” tegasnya.
Aturan yang mengatur terkait dengan pengadaan barang tersebut yakni Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengadaan barang dan jasa.
“Dan juga regulasi yang diatur pada Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) tahun 2011 tentang dana hibah dan bantuan sosial. Pada intinya untuk pemanfaatan dana hiba dalam bentuk barang harus mengacu pada regulasi, apalagi untuk anggaran yang besar,” tandasnya.
