Erosi Diduga Penyebab Matinya Rumput Laut di Gorontalo Utara

READ.ID,- Gorontalo Utara telah membudidayakan rumput laut sejak tahun 1990-an. Selama lebih dari tiga dekade, sektor ini menjadi salah satu andalan ekonomi masyarakat pesisir. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak petani mengeluhkan kematian dan pertumbuhan rumput laut yang tidak optimal. Dugaan sementara mengarah pada dampak erosi akibat metode pertanian yang tidak beraturan di daerah perbukitan dan pegunungan sekitar pesisir.

Menurut pengamat lingkungan Verrianto Madjowa, pola tanam jagung yang tidak teratur di lahan miring, ditambah dengan penggunaan pupuk dan zat kimia, berkontribusi terhadap degradasi tanah. “Selama cara ba tanam jagung tidak beraturan di bukit dan gunung, pakai pupuk dan zat lain, itu kemungkinan yang bikin mati,” ujarnya. Tanah yang tergerus hujan membawa sedimen ke laut, yang dapat mengganggu ekosistem rumput laut dan menghambat pertumbuhannya.

Selain itu, bibit rumput laut yang baru ditanam sering kali masih berkualitas baik hingga panen pertama. Namun, setelah itu, kualitasnya menurun, diduga karena perubahan kondisi perairan akibat pencemaran sedimen dan zat kimia dari daratan. “Bisa saja bibit baru bagus sampai panen. Tapi dari situ yang mo bikin bibit sudah tidak bagus,” tambah Verrianto. Hal ini membuat petani semakin kesulitan dalam membudidayakan rumput laut secara berkelanjutan.

Menyikapi permasalahan ini, diperlukan pendekatan yang lebih ramah lingkungan dalam pengelolaan lahan pertanian di daerah sekitar pesisir. Kebijakan konservasi tanah, seperti sistem terasering dan penghijauan kembali lahan miring, bisa menjadi solusi untuk mengurangi erosi. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan ekosistem laut tetap terjaga dan budidaya rumput laut di Gorontalo Utara bisa kembali berkembang.

Baca berita kami lainnya di