READ.ID – Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Espin Tulie meminta pemerintah terus melaksanakan pasar murah karena bisa menekan harga pangan.
Espin menjelaskan, sejak memasuki bulan suci Ramadan tahun ini, memang terjadi lonjakan harga komoditas terutama cabai lokal (rica), bawang, tomat. Dari ketiga komoditas ini, yang mengalami kenaikan harga yang paling drastis adalah rica.
Adapun penyebab kenaikan harga tersebut, kata Espin, disebabkan oleh faktor cuaca ekstrim yang terjadi di hampir seluruh wilayah, terutama rusaknya lahan para petani akibat musibah banjir yang melanda. Sehingga, pasokan rica dari petani ke pedagang berkurang.
“Faktor alam seperti ini, tentunya bukan hanya dirasakan di wilayah Provinsi Gorontalo saja, tetapi sebagian wilayah yang ada di Indonesia pun ikut berpengaruh akibat cuaca ekstrim,” ungkap Espin Tulie.
Lebih lanjut, ia mengatakan, berdasarkan pantauan harga yang dilakukan komisi II di beberapa pasar tradisional yang ada di Kabupaten/Kota baru-baru ini, pihaknya menemukan untuk harga rica yang semula Rp 130.000 per Kg, kini telah berangsur turun menjadi Rp 90.000 per Kg.
Sementara itu, kata Espin, untuk harga tomat di beberapa pasar yang dikunjungi terdapat perbedaan harga, yakni harga berkisar Rp 12.000 – Rp 15.000 per-Kg.
“Sementara untuk harga Bawang masih berada di harga Rp 30.000- Rp 40.000 per-Kg”, lanjut Espin.
Melihat kondisi ini, politisi PDIP meminta pemerintah provinsi melalui Dinas Perdagangan perlu melakukan stabilitas harga, seperti dengan melaksanakan pasar murah.
“Tujuannya, agar pasar murah ini bisa menahan fluktuasi harga komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga, serta untuk menekan terjadinya inflasi,” tambahnya.
Terakhir, dirinya berharap agar masyarakat khususnya dengan penghasilan menengah kebawah dapat membeli bahan pokok serta komoditi pangan dengan harga yang masih bisa dijangkau.
“Kami berharap, dengan terjadinya fluktuasi harga yang tidak menentu seperti ini, pemerintah melalui dinas perdagangan dan Pabrik Gula Gorontalo dapat bekerja sama menstabilkan harga, melalui pasar murah di setiap wilayah kabupaten/kota yg ada di Provinsi Gorontalo, sehingga komoditi pangan termasuk kenaikan gula bisa di redam sampai ke tingkat bawah,” tutup Espin.
(Rinto/Read)