READ.ID – Fly Ash dan Bottom Ash atau yang dikenal dengan FABA disebut Komisaris Utama PT PT Bukit Pembangkit Innovative Sri Andini mempunyai banyak kemanfaatan.
Hal itu disampaikannya pada kegiatan webinar pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) untuk pembangunan ekonomi.
Kegiatan digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), dan sejumlah komunitas terkait.
Kegiatan digelar di Sekretariat PWI Pusat pada Jumat (9/02/2021). Disamping melibatkan sejumlah komunitas, webinar ini juga dihadiri oleh seluruh perwakilan PWI Provinsi.
Sri Andini menegaskan tidak ada satupun negara di dunia yang mengkategorikan FABA sebagai limbah B3. Namun, sebagai limbah saja.
FABA di negara lain, kata dia, telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Sejauh ini, jelas Sri Andini, pihaknya sudah melakukan uji laboratorium untuk melihat kandungan material yang ada dalam FABA.
Berikutunya telah melakukan pemilihan pemanfaatan yaitu sebagai bahan baku pembuatan semen, pembuatan batako, penurunan air asam tambang di PTBA, penggunaan sebagai material pengeras jalan dan pembuatan gipsum.
Saat ini baru dua metode pemanfaatan yang dijalankan, yaitu sebagai bahan baku semen baturaja dan pembuatan batako (mesin dan peralatan sudah ada di lokasi).
Bahkan, kata Sri Andini, pemanfaatan limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) untuk campuran beton bisa menghemat anggaran infrastruktur sebesar Rp4,3 triliun.
Ketum MKI Wiluyo Kusdwiharto yang menjadi pembicara dalam kegaitan itu mengungkapkan FABA kini semakin menjadi tumpuan yang dapat mendukung pengembangan industri.
Termasuk industri berat, misalnya di sektor pertahanan. Kata dia, kemanfaatan dari FABA ini juga dapat mendatangkan nilai ekonomi.
“FABA tak hanya untuk dijadikan bahan paving-block atau batako, tetapi juga untuk industri-industri berat seperti bandara, atau konstruksi lainnya,” jelas Ketum MKI Wiluyo Kusdwiharto.
(Aden/Read)