READ.ID – Ketua Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Gorontalo, Fory A. Naway seringkali dijuluki “pokka”. Julukan itu sering ia dapati saat melakukan kunjungan di desa-desa dalam menjalankan program-programnya sebagai ketua PKK.
Sesuai penuturan warga desa yang ia kunjungi, Fory mengatakan pokka merupakan istilah yang diutarakan untuk orang yang bodoh dan tidak berkeilmuan.
“Yah, maknanya mungkin seperti orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, bodoh atau hanya tahu berbicara tanpa ada yang dia ketahui. Kira-kira seperti itu,” kata Fory usai menguji disertasi di Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Melanjutkan penuturan warga, Fory mengatakan, julukan tersebut diutarakan oleh salah satu tokoh yang ada di Kabupaten Gorontalo. Ia pun mengetahui julukan pokka saat warga melaporkan hal itu kepadanya.
“Iya dalam beberapa minggu belakangan ini ketika saya berkunjung ke desa-desa untuk melakukan sinkronisasi program PKK dengan PKK di Desa. Saya mendapatkan laporan dari warga langsung, bahwa ada tokoh di Kabupaten Gorontalo ini yang sering menyebut saya Pokka,” kata Istri Bupati Gorontalo itu.
Dengan julukan tersebut Fory tak merespon berlebihan, karena menurutnya sebagai Ketua PKK yang juga istri Bupati Gorontalo, ia hanya menjalankan tugas sebaik mungkin dalam menjalankan dan mendukung program-program pemerintah.
“Saya hanya memperlihatkan kinerja saya. Profesional dalam menjalankan tanggung jawab. Ternyata apa yang saya lakukan selama ini disenangi oleh masyarakat, khususnya masyarakat desa. Sehingga ketika ada yang menjelek-jelekkan saya, mereka langsung melapor. Karena sejak awal saya bekerja ikhlas untuk mereka,”urai Fory.
Ia pun memilih untuk menjadikan hal itu sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja dalam menjalankan program-program PKK dan pemerintah.
“Saya hanya ingin memperlihatkan kinerja saya. Mudah-mudahan sebutan Pokka yang sering disampaikan ke warga desa, menjadi motivasi saya dalam meningkatkan kinerja. Biarlah masyarakat yang nantinya menilai baik buruknya orang tersebut, yang penting kami sudah berbuat untuk masyarakat. Bukan menjelek-jelekkan orang lain,” kata Fory. (Adv/Wahyono/Read/Pojok6)