READ.ID – Wakil Ketua DPR RI dari Gorontalo, Rachmat Gobel, mengajak kader, pengurus, dan simpatisan Partai Nasdem di Gorontalo untuk nonton bersama (nobar) film yang berjudul Uti Deng Keke. “Mari kita mencintai budaya kita dan mengapresiasi karya anak bangsa, apalagi ini tentang Gorontalo,” katanya di hadapan penonton, Jumat (23/12) malam.
Acara nobar itu dikoordinir oleh DPW Partai Nasdem. Dalam acara nobar itu hadir Hamim Pou dan Ridwan Monoarfa, ketua dan sekretaris DPW Partai Nasdem Gorontalo. Selain itu, hadir pula sutradara dan para pemain film Uti Deng Keke. Film ini disutradarai Linur. Selain menghadirkan bintang-bintang top nasional, film ini juga menghadirkan para artis lokal dari Minahasa dan Gorontalo. Film ini berlatar Manado (Minahasa) dan terutama Gorontalo.
Film persahabatan Maria (Manado), Umar (Gorontalo), Ruslan (Minang), dan Daniel (Tionghoa) bercerita tentang cinta budaya lokal, cinta Tanah Air, dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Film ini mengajarkan tentang makna pluralisme dan toleransi. Selain itu juga ada warna Batak, budaya laut, budaya pertanian-pegunungan. Film ini juga mengetengahkan tentang kearifan lokal dan tata nilai tradisional dalam menghadapi modernitas.
Selama ini film-film Indonesia didominasi latar budaya Jawa, namun kali ini lebih dominan tentang latar budaya Gorontalo. Sutradara benar-benar mengeksploitasi keindahan alam Gorontalo yang berbukit-bukit, pantai yang tenang, persawahan, Benteng Otanaha, Danau Limboto, Pantai Botubarani dengan ikan hiu pausnya (sayang tak ditampilkan).
Uti adalah sebutan untuk anak laki-laki dalam Bahasa Gorontalo, sedangkan Keke adalah sebutan untuk anak perempuan dalam Bahasa Minahasa. Kisah ini coba dijalin dalam keruwetan persahabatan dan rasa cinta dalam keragaman suku dan agama serta pergulatan anak remaja SMP dan SMA. Untaian cita-cita indah tentang membangun daerah dirangkai dengan persoalan kemiskinan dan benih asmara yang mulai mekar. Film yang penuh warna dan sangat kaya.
Gobel mengatakan, politik jangan melulu berbicara tentang kekuasaan, pemerintahan, dan hal ihwal yang elitis. Politik, katanya, harus bisa menyentuh kehidupan sosial sehari-hari dan budaya. “Apalagi politik saya adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan,” katanya. Film ini, katanya, juga menantang kaum muda untuk membangun daerahnya. “Indonesia bukan hanya Jakarta dan Jawa,” katanya.
Pada nobar ini Gobel memborong semua teater dari teater 1 sampai dengan 6. Nobar dilakukan di XXI di Mal Gorontalo. Gobel juga memberikan doorprize bagi penonton yang beruntung dengan hadiah jaket. “Kita harus mendukung industri perfilman nasional,” kata orang yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap dunia hiburan ini melalui anugerah Panasonic Gobel Award tersebut.