READ.ID – JAKARTA, Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengajak wartawan dan pers untuk membangun optimisme bagi kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
“Kita harus mengambil momentum kepemimpinan Indonesia dalam G-20. Pers harus membangun optimisme, jangan pesimisme,” katanya, Rabu, 2 November 2022.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam perkenalan dan silaturahim dengan pengurus baru Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP). Dalam musyawarahnya, mereka memilih Ariawan dari Sinpo TV sebagai ketua dan Rafyq Panjaitan dari Kumparan sebagai sekjen.
Sedangkan bendahara umum adalah Kiswondari dari Sindo. Ariawan didampingi para ketua bidang yang merupakan wakil dari jenis media seperti media televisi (Mahendra Dewa Natha), media online (Carlos Kartika Yudha Pa’ath), media radio (Farid Kusuma), wartawan foto (Johan O Tallo), media cetak (Erwin Syahputra Siregar), dan perwakilan wartawan senior (Syafril Amir).
Gobel mengakui pers memiliki peran sebagai pengawas dan melakukan kritik.
“Berita negatif memang diperlukan, apalagi biasanya disukai pembaca. Namun semangatnya tetap untuk membangun optimisme dan persatuan bangsa,” katanya.
Menurutnya, kekompakan itu penting agar energi bangsa bisa lebih optimal untuk membawa kemajuan.
“Hal itu juga bisa mendatangkan investasi,” katanya.
Lebih lanjut Gobel menyampaikan, setelah dihantam pandemi Covid-19, dunia menghadapi perang Rusia-Ukraina dan makin memanasnya hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat. Semua itu, katanya, memiliki dampak besar terhadap ekonomi, politik, dan keamanan global.
“Kita bisa lihat dampaknya pada kondisi di Inggris,” katanya. Ia juga mengingatkan tentang perputaran roda ekonomi dunia dalam sejarah umat manusia. Bermula dari Tiongkok, lalu ke India, selanjutnya ke Eropa, hingga kemudian ke Amerika Serikat, lalu Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
“Di Asia Tenggara ada Singapura dan Malaysia. Setelah Tiongkok masuk WTO, kini Tiongkok menguat lagi seperti dahulu, dan kemudian ke India lagi. Bahkan keturunan India bisa menjadi perdana menteri di Inggris serta memimpin perusahaan-perusahaan IT dunia. Di Asia Tenggara muncul Vietnam,” katanya.
“Melihat siklus itu, apakah Indonesia hanya akan kecipratan saja seperti dulu? Tentu kita tak ingin seperti itu. Kita beruntung memiliki pemimpin Pak Jokowi yang memiliki sikap dan bisa mengeksekusi program dan kebijakan. Apalagi kini Indonesia memimpin G-20. Jadi momentum ini jangan sampai lepas,” katanya. Menurutnya, sebagai sebuah generasi, kita tidak ingin mewariskan masalah ke anak cucu kita. “Kita harus bersatu,” katanya.