Tak ada yang bisa membantah bahwa setelah resmi menjadi provinsi sampai dengan saat ini Gorontalo dipimpin oleh kader-kader terbaik Partai Golkar, itu fakta.
Jauh sebelum ada partai baru bernama Gerindra, Hanura, apalagi Nasdem, belum ada partai yang mampu “mengusik” posisi Kepala Daerah dari kendali Partai Golkar, tengoklah Pilkada Gubernur tahun 2001, 2006, 2011 dan 2017, Partai Golkar sangat tangguh.
Siapa yang tak mengenal Fadel Muhammad saat itu, dan sekarang Rusli Habibie dengan strong leadership yang dimilikinya, Gorontalo berhasil maju dan terus melaju, Rusli Habibie pun dicintai rakyatnya. Saat ini Rusli Habibie dikenal sebagai tokoh paling populis di Gorontalo. Itu realitasnya.
Dari pelosok Barat Gorontalo, ada nama Syarif Mbuinga, Bupati dua periode, dibawah kepemimpinanya, Golkar “perkasa” di Pohuwato. Gaya kepemimpinannya bahkan jadi role model para politisi lokal.
Menuju ke arah timur, ada nama Rum Pagau. Saat menjabat Bupati dan Ketua DPD II Partai Golkar Boalemo, ia dikenal sebagai ahli “belah” gunung untuk pembangunan jalan. Paling fenomenal, adalah jembatan H.M. Soeharto menjadi karya terakhirnya bersama Lahmudin Hambali sebagai Wakil Bupati yang kini menjabat Ketua DPD II Partai Golkar Boalemo.
Di Gorontalo bagian Utara, daerah pemekaran berhasil unjuk gigi berkat kehadiran Rusli Habibie. Bupati pertama Gorontalo Utara itu berhasil menancapkan optimisme kepada rakyat yang dipimpinnya. Tak heran pembangunan disana berdiri sejajar dengan daerah lain.
Kabupaten Gorontalo sebagai daerah lintasan dan penghubung utama, berdiri kokoh Menara Keagungan Limboto karya Alm. Ahmad Pakaya yang tak lain kader terbaik Partai Golkar. Pernah menjabat Ketua DPD I Partai Golkar dan Bupati Gorontalo dirinya dikenal sebagai tokoh kharismatik.
Masuk di Kota Gorontalo ada nama Adhan Dambea yang pernah menjabat Ketua DPD II Partai Golkar sekaligus Walikota periode 2008-2013. Adhan Dambea berhasil membangun Kota Gorontalo sebagai Kota Religius meski dirinya dikenal sebagai tokoh kontroversial.
Setelah Adhan Dambea, ada nama Marten Taha, Walikota dua periode ini dikenal sebagai penggagas Smart City di Kota Gorontalo dan kader yang “lembut”. Sekarang di Kota Gorontalo menjadi pusat dari perputaran ekonomi rakyat. Ingat Kota, ingat Gorontalo Mall (Era Adhan Dambea) dan Citimall (Era Marten Taha).
Silahkan cek data pemilu DPR RI mulai dari tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014, Gorontalo masih milik Partai Golkar, Gorontalo “menguning”. Disana bertengger para tokoh Partai Golkar sekelas Alm. Ahmad Pakaya, yang dikenal dengan karya Menara Keagungan Limboto, Zainudin Amali, Truly Habibie hingga Fadel Muhammad tak asing ditelinga rakyat Gorontalo, belum lagi jika dilihat peran dari Roem Kono. Roem Kono adalah sosok dibalik suksesnya pembangunan di Provinsi Gorontalo mengingat posisi pentingnya di DPR RI (Komisi V) yang membidangi antara lain infrastruktur, transportasi, daerah tertinggal dan transmigrasi.
Sinergitas Roem Kono dan Rusli Habibie sangat besar manfaatnya bagi rakyat Gorontalo seperti Pembangunan Jalan GORR, Pembangunan Waduk Bulango Ulu di Bone Bolango, Revitalisasi Danau Limboto, Pembangunan dan Pengembangan Bandara Djalaludin di Kabupaten Gorontalo, Irigasi Randangan dan PLTG Paguat berkapasitas 100 Megawatt yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi dan menjadi Mega Proyek dalam perencanaan ketersediaan energi listrik 35.000 MW berada di Pohuwato, Pengembangan Pelabuhan Anggrek di Gorontalo Utara, peran Roem Kono di DPR RI mampu meyakinkan Pemerintah Pusat sehingga Provinsi Gorontalo selalu mendapatkan kucuran anggaran APBN. Saat ini semua karya nyata itu telah dinikmati oleh masyarakat yang ada di Provinsi Gorontalo tanpa terkecuali.
Selain itu, Roem Kono juga dikenal sebagai tokoh pembentukan Provinsi Gorontalo sebagai Ketua Komite Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo (KP3G). Mereka ada untuk berkarya demi kemajuan Gorontalo. Itu bukan Hoax.
Buka kembali lembaran pemilu DPRD Provinsi Gorontalo, ketukan palu ada ditangan kader Partai Golkar. Itu asli bukan palsu. Regulasi, budgeting dan pengawasan demi kemaslahatan rakyat Gorontalo lahir dari tangan kader Partai Golkar. Disana ada ketukan Alm. Amir Piola Isa, Marten Taha, Rustam Akili dan Paris Yusuf. Merekalah yang menjadi teman harmonis sang Gubernur, bersama mengabdi untuk rakyat.
Saat ini kita masih menunggu hasil resmi dari KPU, tapi melihat data yang beredar dari berbagai sumber, Partai Golkar kembali akan berjaya karena diisi oleh kader-kader terbaiknya, mereka adalah Roem Kono, Idah Syahidah Rusli Habibie, dan Ethon Parman Lihawa. Hampir dapat dipastikan Partai Golkar memperoleh suara tertinggi di Provinsi Gorontalo pada pemilu serentak tahun 2019 di Provinsi Gorontalo.
Tak ada yang salah jika banyak yang menyebut Gorontalo adalah karya kader-kader Partai Golkar. Tak ada juga kekeliruan seandainya ada yang berkata rakyat ingin terus berteduh dibawah rindangnya Pohon Beringin. Sebab, dibawah Pohon Beringin, rakyat aman, damai dan sejahtera.
Peneliti Partai Golkar Novalliansyah Abdussamad saat dimintai keterangan membenarkan jika pembangunan dan kemajuan Gorontalo adalah karya dari kader terbaik Partai Golkar.
“Kemajuan di Gorontalo saat ini memang harus jujur diakui adalah karya dari kader Partai Golkar”. Ucap Noval.
Lebih lanjut Noval mengatakan bahwa Golkar di Gorontalo adalah warisan sejarah panjang politik di Indonesia sehingga tidak mengherankan jika sampai saat ini masih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat di Provinsi Gorontalo.
Terakhir, Noval yang sejak tahun 2009 meneliti politik lokal dan Partai Golkar mengatakan bahwa fenomena kuatnya Partai Golkar di Gorontalo tidak jauh berbeda dari yang ada di Takalar. “Jika di Takalar Golkar diartikan dengan “Golongan Takalar” karena dominasinnya, maka di Gorontalo sudah saatnya kita jujur bahwa Golkar adalah “Gorontalo Berkarya”, karena siapa yang berkarya pasti rakyat percaya”. Pungkas Noval.