Gorontalo Kerap Alami Banjir, Gubernur Ajak Warga Jaga Lingkungan

READ.ID – Dalam merespon wilayah Gorontalo dalam beberapa pekan ini kerap mengalami musibah banji dan tanah longsor, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie pun mengajak warga agar sama-sama menjaga lingkungan.

Menurut Rusli, semua pihak harus terus berusaha menjaga lingkungan, apalagi curah hujan beberapa bulan ini tidak dapat diprediksi.

Hal itu disampikan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat menyerahkan bantuan untuk korban banjir bandang di empat Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato, Sabtu (26/9/2020).

Empat kecamatan tersebut, yakni Marisa, Duhiadaa, Buntulia dan Patilanggio.

Bantuan yang diserahkan Gubernur berupa bantuan bahan pokok bersubsidi kepada 1.000 masyarakat yang terdampak banjir. Penyerahan dilakukan simbolis di Aula Kantor Bupati dihadiri Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga.

“Saat banjir ini dilaporkan ke saya, saya lagi berada di luar kota dan semalam bertemu pak bupati. Saya katakan saya ingin ke sini hari ini, membawa sedikit bantuan yang insyaallah bisa mengurangi beban warga. Memang banjir akhir-akhir ini bukan saja terjadi di Provinsi Gorontalo, tetapi juga di seluruh daerah di Indonesia, bahkan dua bulan lalu paling parah terjadi di Bone Bolango,” ungkap Rusli.

Masyarakat diminta untuk tidak membuang sampah sembarangan, atau memanfaatkan lahan yang harusnya dilewati air.

“Beberapa waktu lalu saya dengan para bupati bertemu dengan Menteri Bappenas dan telah merancang satu buah Perpres (peraturan presiden) untuk penanggulangan banjir di Gorontalo. Ini perlu kita apresiasi, karena baru Gorontalo yang akan dibuatkan perpres, biasanya perpres itu berlaku di seluruh Indonesia. Artinya penanggulangan banjir akan diseriusi dari hulu hingga ke hilir,” tambahnya.

Di akhir arahannya, gubernur kembali mengingatkan tentang kepatuhan terhadap protokol kesehatan untuk masyarakat Pohuwato. Ia berharap walaupun ditengah bencana, masyarakat agar tetap patuh memakai masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan.

“Selain bencana banjir, saat ini kita masih diperhadapkan dengan situasi covid-19 yang entah kapan berakhir. Untuk penanganan banjir kita harus melibatkan semua stekholder, termasuk menertibkan masyarakat penambang, masyarakat illegal logging, ilegal mining, dan masyarakat illegal fishing,”tandasnya.

Untuk diketahui banjir di Kabupaten Pohuwato merendam ratusan rumah warga setinggi dada orang dewasa hingga atap rumah pada tanggal 19 September 2020 yang lalu. Banjir terjadi diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi.

Khusus untuk Kecamatan Marisa terdapat empat desa yang terdampak banjir yakni Desa Botubilotahu 124 KK/253 jiwa, Desa Teratai 247 KK/895 jiwa, Desa Marisa Utara 125 KK/382 jiwa dan Desa Palopo 115 KK/343 jiwa.

(Adv/RL/Read)

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version