READ.ID – Gubernur Gorontalo, Rusli Habibi mendorong honorer atau Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk berwirausaha. Hal itu disampaikan Rusli saat bertemu dengan ribuan PTT di Rumah Dinas Gubernur, Rabu (12/2).
“Terkait kontrak kerja PTT itu sudah bisa diperpanjang. Namun, pada Tahun 2023, PTT sudah tidak ada lagi. Itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Saya buat jembatan untuk PTT. Silahkan yang mau berternak, jual ikan, kacang rebus, nanti saya kasih modal,” ujar Rusli.
Menurut Rusli, penyertaan modal untuk PTT yang ingin berwirausaha, merupakan langkah penyelesaian masalah ketika PTT sudah tidak diberlakukan lagi untuk daerah.
“Khusus untuk PTT, pengalihanya, Pertama, menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kedua, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ketiga, adalah menjadi pengusa,” kata Rusli.
Rusli juga menambahkan, bahwa sampai dengan masa jabatannya, PTT akan tetap ia pertahankan. Namun, ia juga berharap PTT bisa berwirausaha dan memasukanya usahanya ke Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk penyertaan modal dan bunga yang sedikit.
“Kita bantu perorangan 2 juta. Siapa-siapa PTT yang ingin berusaha, saya tunggu besok pagi di rumah ini. PTT
yang datang, saya catat saya bantu kita akan carikan solusi,” pungkas Gubernur Gorontalo Rusli Habibi.
Dalam pertemuan tersebut, Rusli juga telah memberikan penyertaan modal kepada sejumlah PTT yang ingin berwirausaha.
Sementara terkait nasib Honorer, Gubernur Gorontalo telah mengintruksikan kepada setiap pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), agar 4608 honorer provinsi Gorontalo harus dipekerjakan kembali.
“Tadi saya dibisiki pak Kaban, harusnya ada PTT atau tenaga honorer kita rumahkan. Namun, Saya sampaikan ditunda dulu. Silahkan OPD merekrut kembali mereka,” ucap Gubernur Rusli di hadapan ribuan honorer yang berkumpul di Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (12/2).
Pahun 2020 ini, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengambil kebijakan untuk mengakomodir 4608 honorer yang bekerja tahun 2019 lalu.
Kebijakan penerimaan kembali semua tenaga honorer sudah melalui konsultasi dengan Mendagri dan Menpan RB. Lebih dari pada itu, Rusli menyebut banyak menerima masukan dari istrinya Idah Syahidah yang berharap pegawai kontrak tetap bisa diakomodir.
“Ibu Idah sampaikan, Pak kasihan kalo mereka diberhentikan. Bukan Cuma si A saja yang menerima dampaknya, tapi juga si B istrinya, si C si D anak-anaknya dan seterusnya. Ini juga yang menjadi perhatian saya,” pungkasnya. (Adv/Aden/RL/Read)