READ.ID – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memanfaatkan waktu kunjungan kerjanya ke Boalemo dan Pohuwato dengan beragam aktivitas.
Salah satunya dengan menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Balai Pengembangan Budidaya Laut dan Payau (BPBLP) milik Dinas Perikanan di Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, Senin (18/10/2021).
Salah satu yang menjadi sorotan Rusli yakni mess karyawan yang kotor dan terkesan terbengkalai. Mess itu padahal cukup megah berdinding beton di bagian bawah dan papan di lantai dua.
“Ini kenapa dibiarkan kotor? Ada orang yang tinggal di sini? Ini banyak debu laa ilaha illallah. Saya aja satu jam tinggal di sini enggak betah” omel Rusli.
Mess karyawan BPBLP terletak cukup jauh dari kantor utama dan bak pembudidayaan udang. Posisinya ada di pojok lahan, sekitar 200 meter ke arah Timur.
Lokasinya yang jauh dari jalan utama membuat banyak yang tidak ingin tinggal di situ. Sepintas mess itu seperti “rumah hantu”. Hanya satu penjaga yang berasal dari Kabupaten Gorontalo yang memilih tinggal di lantai dua gedung itu.
“Coba lihat ini pintunya sudah keropos. Jendelanya ditambal tambal begini,” kesalnya.
Kadis Perikanan yang mendampingi tidak luput dari sasaran omel. Menurutnya, fasilitas itu harusnya dirawat dengan baik karena dibangun dengan uang rakyat.
Gubernur Rusli juga bertanya tentang potensi pendapatan balai yang membudidayakan benih udang vaname alias benur. BPBLP Paguat merupakan instalasi dari balai induk yang ada di Kabupaten Boalemo.
“Berapa PAD-nya dari sini? 5 juta (ekor benih)? Lumayan. Terus benur itu jangan jual ke petambak petambak yang kaya. Petambak kecil itu yang kalian subsidi,” tegasnya.
Ia berharap kepala dinas dan kepala balai memperbaiki fasilitas yang ada, termasuk menjaga kebersihan lingkungan kerja. Berikutnya menyangkut mekanisme penjualan benur.
BPBLP Instalasi Paguat memiliki 18 bak produksi benur. Setiap tahun memproduksi 2,5 juta benur atau sekitar 5 juta jika diakumulasi dengan BBLP Boalemo. Balai itu menyumbang sekitar Rp162 juta pemasukan PAD tahun 2020.