READ.ID – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memperjuangkan penambahan jatah solar bersubsidi. Jenis BBM Tertentu (JBT) itu sempat dikeluhkan nelayan dan petani karena jatah dari BPH Migas untuk Gorontalo tahun 2022 ini berkurang.
Usai melayangkan surat resmi ke BPH Migas pekan lalu, Gubernur Rusli menemui Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas Patuan Alfons Simanjuntak di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan Gubernur Rusli agar jatah JBT solar di Gorontalo ditambah tahun ini. Pertama sektor pertanian, perikanan dan kehutanan menjadi penggerak ekonomi utama daerah sebesar 38,92 persen.
Kedua soal inflasi Gorontalo 2,59 persen tahun lalu lebih banyak disumbang dari sektor cabai rawit, tomat dan kelompok ikan segar.
“Nah sektor pertanian, perikanan dan kehutanan ini menjadi pengguna utama JBT solar atau solar bersubsidi. Jika jatahnya berkurang dikhawatirkan akan memicu kenaikan kenaikan harga. Oleh karena itu hari ini Bapak Gubernur berjuang agar ada penambahan jatah untuk Gorontalo, ” kata Kadis PM, ESDM dan Transmigrasi Bambang Trihandoko usai mendampingi gubernur.
Dijelaskan Bambang, jatah solar bersubsidi untuk Gorontalo berkurang tahun 2022. BP Migas hanya memberi jatah 36.252 KL dibandingkan realisasi sepanjang tahun lalu sebanyak 37.961 KL.
“Ada penurunan 4,5 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi hingga Maret ini saja sudah 7.436 KL atau setara dengan 21 persen. Kalau tidak ditambah khawatirnya akan habis di bulan Oktober,” bebernya.
Pengurangan jatah solar bersubsidi mulai dirasakan oleh petani dan nelayan. Jika selama ini petani mendapatkan jatah 50 liter berkurang menjadi 35 liter. Nelayan sekali melaut dijatah 90 KL tinggal 60 KL. Keluhan nelayan dan petani pernah disampaikan ke Gubernur Rusli dalam forum rapat beberapa waktu lalu.
“Kita berharap permohonan Pak Gubernur ini memperoleh respon baik dari BPH Migas. Ini langkah pertama kita berkirim surat dan melakukan pertemuan, semoga hasilnya baik untuk warga Gorontalo,” Pungkasnya.