READ.ID – Ghent University Global Campus (GUGC) di Korea Selatan mengajak kerja sama Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kota Seoul terkait Inter-Korean Global Marine Project (IKGMP) yang akan memasuki tahap persiapan implementasi di tahun 2022.
Presiden GUGC, Taejun Han Taejun Han sangat mengharapkan peran pemerintah Indonesia pada proyek IKGMP. Indonesia diharapkan menjadi anggota konsorsium yang telah diikuti oleh 14 Negara, 6 Lembaga Riset di Korea dan Lembaga International dalam mendukung proyek IKGMP.
“Saya yakin Indonesia dapat berpartisipasi pada International Symposium Inter-Korean Global Marine Project kedua yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 di GUGC Incheon, Korea Selatan. Serta mampu memberikan rekomendasi kepada GUGC tentang lembaga dan peniliti yang kompeten untuk menjadi wakil Indonesia di konsorsium Inter-Korean Global Marine Project,” katanya.
Duta Besar (Dubes) RI Seoul, H.E. Umar Hadi menjelaskan secara umum, pihak KBRI melalui Duta Besar RI di Seoul mendukung sepenuhnya perwakilan pemerintah yang berpartsipasi pada proyek tersebut agar mengusulkan proposal kerja sama yang kongkrit pada project Inter Korean Globar Marine Project.
“Proyek ini memiliki banyak manfaat bagi kepentingan Indonesia, misalnya melakukan piloting dengan sampel rumput laut Indonesia, melibatkan peneliti Indonesia dalam riset yang dilakukan, serta mengijinkan peneliti Indonesia untuk memanfaatkan riset center yang akan dibangun di Korea dalam penelitiannya,” tuturnya.
Ia juga mendukung agar perguruan tinggi yang memiliki riset di bidang rumpur laut, maupun Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi, Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnology – Kementerian KKP dan Kepala Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI untuk menjadi perwakilan Indonesia.
GUGC sangat berharap terjalin kolaborasi riset dalam bidang maritim khususnya tentang rumput laut mengingat kondisi Indonesia. Indonesia merupakan negara pengekspor rumput laut terbesar di dunia tahun 2019 yaitu sebesar 209 ton. Namun, dari segi nilai ekspor, $329,3 juta, berada diurutan ketiga setelah China dan Korea Selatan.
Salah satu penyebab hal tersebut adalah ekspor rumput laut Indonesia masih berupa bahan baku yang belum diolah dengan teknologi tinggi. Dalam hal ini, GUGC berharap ada kerja sama juga dengan dunia industri rumput laut di Indonesia yang dapat mendukung pengolahan rumput laut dengan teknologi tinggi.