READ.ID – Tim gugus tugas percepatan dan penanganan Covid-19 nasional mengumumkan 5 kombinasi obat yang efektif lawan virus corona (Covid-19).
5 kombinasi obat ini merupakan hasil pengujian dan penelitian yang dilakukan Universitas Airlangga (Unair) bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara dan Gugus Tugas Nasional dalam memutakhirkan resep penyembuhan untuk lawan COVID-19.
Ketua pusat penelitian dan pengembangan Stem Cell Universitas Air Langga, dr. Purwati menjelaskan, pihaknya melakukan penelitian terkait dengan regimen kombinasi obat dan juga jenis stem cell yang efektif. Regimen merupakan komposisi jenis dan jumlah obat serta frekuensi pemberian obat sebagai upaya terapi pengobatan.
Dari 14 regimen obat yang diteliti, ada 5 kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas yang cukup bagus untuk menghambat virus masuk ke dalam sel target dan juga membantu penurunan perkembangbiakannya di dalam sel.
“Jadi ada 5 macam kombinasi yaitu lopinavir atau ritonavir dan azithromycin. Kedua, lopinavir atau ritonavir dan doxycycline. Ketiga lopinavir atau ritonavir dan clarithromycin. Keempat, hydroxychloroquine dan azithromycin dan kelima kombinasi hydroxy dan doxycycline,” ungkap Purwati saat menggelar konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, pada Jumat (12/6) kemarin.
Regimen Kombinasi obat-obat ini kata Purwati, tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.
Ia mengatakan bahwa kenapa dipilih regimen kombinasi karena potensi dan efektivitas yang cukup bagus terhadap daya bunuh virus. Dosis kombinasi yang lebih kecil 1/5 sampai 1/3 dari dosis tunggal sehingga sangat mengurangi toksitas obat tersebut di dalam sel tubuh yang sehat.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah virus menurun sampai tidak terdeteksi setelah diberi regimen obat tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dalam penelitian ini juga dilakukan pengukuran sitokin sitokin inflamasi dan anti-inflamasi. Dari hasil penelitian ini didapatkan peningkatan sitokin-sitokin anti-inflamasi (anti keradangan) dan penurunan sitokin-sitokin inflamasi (keradangan), di mana pada infeksi virus ini biasanya didapatkan kadar sitokin inflamasi yang tinggi sehingga mengakibatkan keadaan yang kurang bagus bagi organ-organ tubuh.
Dengan penelitian yang telah dilakukan, pihaknya telah menyampaikan diseminasi hasil riset tersebut menjadi tujuh jurnal yang sekarang proses submite di jurnal internasional.
“Kami berharap apa yang kami lakukan BIN, Gugus Tugas Nasional dan seluruh pihak dapat memberikan manfaat tidak hanya kepada masyarakat di Indonesia tetapi juga dunia,” ucap Purwati.
(Gugus Tugas Nasional)