READ.ID – Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti turut memberi sambutan dalam acara Haul Bani Shiddiq secara virtual. Acara yang dihelat Sabtu (21/11/2020) malam itu dalam rangka Haul ke-5 Almaghfurlah KH Muhammad Farid Wajdi AS, sekaligus Haul ke-3 Gus Muhammad Nafi’ Ardani.
Dalam acara yang digelar di Ponpes As-Shiddiqi Jember, Jawa Timur, yang kini diasuh KH Firjaun Balarman itu, LaNyalla mengutip doa yang biasa dibacakan Almaghfurlah KH Hamim Jazuli atau yang akrab dipanggil Gus Mik, penggagas jamaah sema’an Dzikrul Ghofilin, yang artinya, pengingat bagi yang lupa.
Maklum, Almaghfurlah KH Muhammad Farid Wajdi AS, adalah penerus Sema’an Dzikrul Ghofilin, yang sebenarnya digagas oleh tiga kiai. Yaitu Almaghfurlah Gus Mik, Almaghfurlah KH Abdul Hamid Pasuruan, dan Almaghfurlah KH Ahmad Shiddiq, mantan Rosi Am PBNU, yang tak lain adalah ayah dari Almaghfurlah KH Muhammad Farid Wajdi AS.
“Saya sebenarnya berniat untuk hadir langsung di tengah-tengah para ulama, habaib, kiai dan masyayikh, tetapi karena masih ada tugas dan agenda yang sudah tersusun sebelumnya, saya terpaksa hadir secara virtual,” tuturnya melalui sambungan video.
Untuk itu, lanjut LaNyalla, ijinkan saya mengutip salah satu doa Gus Mik, yang biasa beliau bacakan di acara sema’an Dzikrul Ghofilin. LaNyalla pun kemudian mengutip doa tersebut.
“Ya Allah, jadikan dunia berada di bawah tanganku saja. Jangan sampai masuk terpikir dalam hatiku. Dan janganlah jadikan dunia itu pusat keprihatinanku, karena hanya memikirkan dunia. Dan janganlah menjadi terminal ilmuku, yakni jangan sampai ilmuku untuk mencari dunia,” kutipnya.
Dalam sambutannya, LaNyalla mengatakan, hakikat haul adalah untuk mengingat dan meneladani kebaikan-kebaikan serta jasa almarhum semasa hidup.
Senator asal Dapil Jawa Timur itu pun berbicara soal dakwah Kiai Farid Wajdi yang sejatinya adalah sosialisasi untuk membaca Al-Qur’an dan tawassul. Dakwah semacam inilah yang dinilai harus terus dilestarikan di bumi pertiwi.
“Kiai Farid Wajdi terkenal dengan konsistensi beliau dalam tawassul kepada Wali Songo dan para pendakwah yang datang ke Bumi Nusantara ini. Amaliyah ini penting untuk tetap dilestarikan dalam rangka memasyarakatkan Al-Qur’an, serta berharap fadhilahnya, melalui tawassul Dzikrul Ghofilin,” ucap LaNyalla.
Pada kesempatan itu, LaNyalla juga menyinggung tentang anggaran untuk pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan informal, yang disiapkan pemerintah. “Pada peringatan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober yang lalu, Presiden Joko Widodo menyiapkan anggaran Rp 2,6 triliun, untuk disalurkan ke pesantren,” sebutnya.
Anggaraan tersebut, sambungnya, dimaksudkan agar lembaga pendidikan keagamaan non formal dan pesantren bisa memanfaatkan untuk program adaptasi dengan kebiasaan baru di tengah Pandemi Covid saat ini.
LaNyalla pun berharap Pondok Pesantren As-Shiddiqi bisa mengakses program tersebut. “Bila belum dapat, nanti Gus Firjaun (panggilan akrab KH Firjaun Balarman, pengasuh ponpes As-Shiddqi, red) bisa telepon saya,” tegasnya. (AS)