READ.ID,- Memasuki minggu kedua Juni 2025, harga sejumlah komoditas perikanan di Provinsi Gorontalo tercatat mengalami kenaikan signifikan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Gorontalo mencatat lonjakan harga hingga 20 persen pada beberapa jenis ikan, sebagaimana tercantum dalam laporan pemantauan harga mingguan.
Secara umum, harga ikan di pasaran relatif stabil antara minggu pertama dan kedua Juni. Namun, sejumlah komoditas mengalami kenaikan sebesar Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram. Kenaikan ini dipicu oleh terbatasnya pasokan ikan akibat menurunnya hasil tangkapan nelayan, yang disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem di wilayah perairan Gorontalo.
“Gelombang tinggi dan angin kencang beberapa hari terakhir berdampak pada aktivitas nelayan. Akibatnya, distribusi ikan dari sentra produksi ke pasar menjadi terhambat,” ujar Fahrul Amlain, Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi Gorontalo, dalam keterangan resmi, Rabu (11/6).
Berikut rincian kenaikan harga sejumlah komoditas perikanan:
-
Tuna: dari Rp50.000 menjadi Rp57.000/Kg
-
Tongkol/Deho: dari Rp26.000 menjadi Rp29.000/Kg
-
Cakalang: dari Rp26.000 menjadi Rp27.000/Kg
-
Udang Vaname: dari Rp65.000 menjadi Rp67.000/Kg
-
Layang dan Selar (Oci): naik Rp1.000–Rp2.000 per Kg
Sementara itu, komoditas seperti Kakap (Rp61.000/Kg), Nila (Rp42.000–43.000/Kg), Bandeng, dan Kuwe (Bobara) masih tercatat stabil.
DKP menyatakan akan terus melakukan pemantauan harga dan distribusi komoditas agar tidak terjadi lonjakan yang membebani masyarakat. Masyarakat juga diimbau untuk tetap mendukung konsumsi ikan lokal demi menjaga ketahanan pangan daerah.
“Kami terus berkoordinasi dengan pelaku usaha dan kelompok nelayan agar rantai pasok tetap terjaga, meskipun tantangan cuaca sedang meningkat,” tambah Fahrul.
Kondisi ini menjadi peringatan dini akan pentingnya mitigasi terhadap faktor iklim dalam menjaga stabilitas sektor perikanan daerah. Pemda diharapkan mampu mengantisipasi gejolak harga dan menjaga ketersediaan pangan berbasis laut di tengah tekanan cuaca yang kian tak menentu.*****