READ.ID – Harga komoditas ikan di Provinsi Gorontalo pada Minggu ke-3 bulan Agustus 2025 menunjukkan adanya fluktuasi dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), beberapa jenis ikan mengalami kenaikan harga, sementara sebagian lainnya relatif stabil.
Untuk komoditas Tuna, harga tercatat stabil sebesar Rp67.500/kg sejak minggu pertama hingga minggu ketiga. Begitu pula dengan Tongkol yang tetap bertahan pada harga Rp27.000/kg. Sementara itu, Cakalang mengalami sedikit kenaikan dari Rp30.000/kg pada Minggu II menjadi Rp31.000/kg pada Minggu III.
Kenaikan juga terlihat pada Ekor Kuning dari Rp31.000/kg di Minggu II menjadi Rp32.500/kg di Minggu III. Begitu pula dengan Layang, dari Rp32.500/kg di dua minggu awal naik menjadi Rp35.000/kg di Minggu III. Selar juga mengikuti tren yang sama, dari Rp32.500/kg menjadi Rp34.000/kg.
Untuk ikan bernilai tinggi, Kakap menunjukkan kenaikan harga dari Rp67.000/kg di dua minggu pertama menjadi Rp70.000/kg pada Minggu III. Kerapu juga mengalami peningkatan dari Rp70.500/kg di Minggu II menjadi Rp73.000/kg. Sementara itu, harga Kuwe tetap stabil di Rp61.000/kg.
Komoditas Nila menunjukkan tren positif dengan kenaikan harga dari Rp42.000/kg pada dua minggu awal menjadi Rp45.000/kg di Minggu III. Sedangkan Bandeng tercatat stabil di Rp25.000/kg. Adapun Udang Vaname mengalami kenaikan dari Rp70.000/kg di minggu sebelumnya menjadi Rp74.000/kg pada Minggu III.
Menanggapi perkembangan ini, Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) DKP Provinsi Gorontalo, Fahrul Ulum Amlain, menyampaikan bahwa kenaikan harga pada Minggu ke-3 dipengaruhi oleh peningkatan permintaan pasar serta faktor cuaca yang memengaruhi hasil tangkapan nelayan.
“Fluktuasi harga ikan pada Minggu ke-3 ini masih dalam batas wajar. Kenaikan harga pada beberapa komoditas terutama ikan bernilai tinggi menunjukkan adanya peningkatan permintaan pasar. DKP akan terus memantau perkembangan harga untuk menjaga stabilitas dan memastikan ketersediaan ikan bagi masyarakat,” ujar Fahrul.
Dengan kondisi ini, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam berbelanja, sementara nelayan diharapkan dapat memanfaatkan momentum harga tinggi untuk meningkatkan kesejahteraannya.