Hari Buku Nasional, Hetifah : Minat Baca Harus Dibentuk Sejak Usia Dini

READ.ID– Wakil Ketua Komisi X DPR RI membidangi Pendidikan, Pemuda, Olah Raga, Budaya, Ekonomi Kreatif dan Perpustakaan Nasional (Perpunas) Dr Hj Hetifah Sjaifudian mengatakan, minat baca harus dibentuk sejak usia dini. Karena itu, peran orang tua dan keluarga sebagai pendidik pertama dan utama sangat besar dalam menanamkan kebiasaan ini.

Itu diungkapkan politisi senior Partai Golkar tersebut dalam keterangan tertulis melalui WhatsApp (WA) kepada Read.id terkait dengan Peringatan Hari Buku Nasional 2020 yang diperingati setiap 17 Mei setiap tahunnya sejak 2002.

Dikatakan wakil rakyat dari Dapil Provinsi Kalimantan Timur tersebut, minat baca buku harus dipupuk sejak usia dini. Tugas orang tua adalah mendorong anak mengeksplorasi buku, untuk menjawab rasa penasaran dan keingintahuan mereka.

“Tidak perlu dibatasi hanya buku pelajaran dan buku agama saja. Biarkan anak melihat buku sebagai sarana bermain, bukan hanya sarana belajar dan mengerjakan tugas saja,” jelas Hetifah.

Selain dari rumah, Wakil Ketua DPP Partai Golkar tersebut juga berharap kebiasaan gemar membaca harus dilanjutkan juga di sekolah. Dan, sekolah harus lebih banyak memberikan kesempatan membaca dan mendiskusikan isi buku.

“Dorong adanya klub-klub buku di kalangan siswa. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Jika anak senang buku cerita, maka berilah buku cerita. Jika senang buku bergambar, berilah buku bergambar,” papar dia.

Hetifah mambahkan, untuk menanamkan budaya gemar membaca tidak membutuhkan biaya yang mahal.

Sekarang sudah ada aplikasi iPusnas dari Perpusnas, gratis.

“Dari situ, kita bisa membaca ribuan judul buku dan baca kapan saja, di mana saja. Saya harap seluruh lapisan masyarakat dapat memanfaatkan ini,” ungkap dia.

Karena itu, Hetifah berharap, Perpusnas dapat memberikan sosialisasi lebih lanjut mengenai adanya aplikasi ini.

“Karena ternyata masyarakat kita banyak yang belum tahu, padahal mungkin banyak yang berminat dengan akses buku gratis. Koleksinya juga mencakup buku-buku populer. Media juga harap bantu menyebarkan,” jelas dia.

Seperti diketahui, setiap 17 Mei Indonesia merayakan hari buku nasional. Hal tersebut diadakan untuk memperingati pentingnya budaya membaca. Peringatan ini dimulai sejak 2002 oleh Menteri Pendidikan kala itu dijabat Abdul Malik Fadjar. Penetapan Hari Buku Nasional didasarkan bertepatan dengan momentum hari berdirinya Perpustakaan Nasional 17 Mei 1980.

Baca berita kami lainnya di

Exit mobile version